Langsung ke konten utama

Menghadapi Banjir Informasi

Setelah ada aksi, pasti ada reaksi. Betebaran kabar dari sana sini tentang aksi kemarin. Lucunya, sama-sama korannya tapi berita bisa beda. Bisa jadi pemilihan kalimatnya, atau salah naruh poin intinya di mana jadi yang kelihatan topingnya aja.

Ngomong2 soal banjir informasi seperti sekarang. Ga ada salahnya kita runut matan rawi sanadnya sebelum mengunyah sebuah kabar. Berpikir skeptik perlu banget, jangan mudah percaya sesuatu sebelum tahu sumbernya darimana. Nah, sumbernya juga perlu dicek: apakah terpercaya atau pernah belok-belok? Siapa yang nulis, apakah objektif atau ada kepentingan di dalamnya?

Ga ada salahnya kita kritis kalau dapat broadcast tentang suatu berita.
"Mbak, itu sumbernya darimana ya?" Kalau ada websitenya, cek kapan ditulis, siapa yang nulis, latar pendidikan atau peofesinya berkaitan kah dengan keilmuan yang ditulisnya? Ribet ya? Tapi memang, kita ikut bertanggungjawab ketika ada berita yang tidak benar beredar. Udah amal suprit, dipotong kena dosa menyebarkan kabar bohong pula. Astaghfirullah.

Nah, di sini kita juga perlu jaga diri. Jangan sampai kita jadi sumber kabar yang tak jelas kebenarannya.

Makasih ya, yang pernah "nyentil" saya soal broadcast info hoax yang pernah khilaf saya lakukan. Padahal kenal deket juga nggak, eh diingetin lewat orang deket saya.

Pe-eR buat diri saya sendiri: buat nahan diri dari bicara yg di luar pengetahuan saya.
#adabmenuntutilmu #belajarnulis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...