kita kilas balik NHW-NHW sebelumnya y
di saat Nhw #1 kami meminta teman-teman jurusan apa yang akan diambil di universitas kehidupan ini, ini adalah proses yang bernama
*_START FROM THE FINISH LINE_*
Nanti saat memandu anak-anak juga ditanyakan hal tersebut.
Kemudian di tahap berikutnya mau berapa lama ditempuhnya? maka kita menentukan *_milestone_* berapa lama durasi waktu yang akan kita tempuh? kecepatan kita dalam melangkah, hingga apa saja tahapan yang perlu kita lalui.
Setelah milestone jadi, supaya menunjang kelancaran proses belajar, kita sebaiknya memiliki *_support system_*yang memadai. Misal perlu bergabung dengan komunitas, perlu mencari sang ahli untuk berdiskusi, perlu mencari tools/alat penunjang belajar untuk hal tersebut. Perlu suami untuk saling mengingatkan dsb.
*_Exit Procedure_* adalah bagian dari system yang harus kita ketahui sebelum memasuki sebuah system. Sebelum masuk kita harus tahu cara keluarnya. Kalau dalam pembelajaran. Misal di tengah jalan ternyata kita ingin pindah haluan, maka kita akan tahu tahap-tahapananya apa saja? kemudian apa resiko yang akan kita hadapi?
Contoh : di kelas matrikulasi IIP ini,
START from THE FINISH LINEnya,
para peserta akan memahami dan bisa memaknai ilmu-ilmu dasar apa saja yang diperlukan dalam pembelajaran di IIP
MILESTONE
Mulai dari prolog tentang adab - bunda shaleha.
SUPPORT SYSTEM
Smartphone yang ada aplikasi WA
Jaringan internet yang memadai
Fasilitator
materi dan NHW
Referensi buku
Waktu dan komitmen
EXIT PROCEDURE
Andaikata saya ditengah-tengah akan keluar dari program matrikulasi ini maka :
Ijin ke ketua kelas dan Fasilitator
menyampaikan alasan
mengulang kembali matrikulasi Batch #3
mengisi form remidial matrikulasi.
resiko:
Waktu belajar lebih lama
Teman-teman satu angkatan sudah melaju ke tahap kelas berikutnya
Serangkaian point-point itulah yang disebut *_ROAD MAP_* pembelajran kita.
Seperti Nahkoda yang akan berlayar, bentangkan peta, siapkan kompas dan tentukan arah, kalau salah arah, silakan berbalik sesuai exit procedure yang sudah kita tentukan.
Contoh yg lebih ekstrem lagi dilakukan bunda septi & pak dodik sbg fasilitator Homeeducator ank2 mereka, bgini ceita bliau2:
kalau kita (ortu) meninggal saat anak-anak masih pre aqil baligh, siapa yang akan menangani pola pendidikan anak-anak selanjutnya?
Action plan : harus kita didik orang-orang yang akan memegang tongkat estafet pendidikan anak-anak kita mulai dari sekarang.
Kalau dulu kami berdua menyiapkannya sejak awal. Sehingga anak-anak tidak panik, siap dengan segala kondisi yang mereka hadapi, krn anak2 skrg sdh aqil baligh semua, maka kami mengompori teman-teman yg melakukan HE/HS untuk membuat komunitas CBE, shg exit procedure akan lebih mudah, krn anak-anak memiliki banyak ibu dan bapak ideologis yang memiliki visi yang sama
Komentar
Posting Komentar