Langsung ke konten utama

Resume 30menit lebih dekat dgn Pak Dodik Matrikulasi iip jakarta

Resume 30menit lebih dekat dgn Pak Dodik
Matrikulasi iip jakarta batch #2
24 november 2016 pukul 20.00-20.30
Dipandu dan diresume oleh: Dian annuriah rahmawati

1. Dian
Mau tanya p dodik..bagaimana p dodik menempatkan diri sebagai ayah utk anak-anak? APakah ada perbedaan positioning kepada anak laki dan perempuan?

=>Ketika sudah masuk aqil baligh tentu ada perbedaannya. Secara umum saya belajar menjadi teman ngobrol mereka (meski kata mereka saya kadang2 menjadi teman yang menyeramkan hahaaa).

Perbedaan lebih pada materi obrolan, bukan perlakuan saya kepada mereka✅
2. Nurbaiti
Pak dodik. Mau tanya apa kewajiban yg paling penting sebagai seorang ayah? Krn selama ini yg sering dibahas adalah kewajiban ibu.
➡ Posisi ayah memberi ruang kepada anak2 untuk menumbuhkan sisi kepemimpinan, kreativitas (kadang rada2 bengal dikiiit gitu hehee), sistematika dan struktur berpikir dan faktor2 yang bernuansa kelelakian (sisi tegas, keras, dan yang sejenis)✅

3.Efiaty Iip Jkt: Assalamu'alaikum pa Dodik, bagaimana ya membangun komunikasi yg baik dengan pasangan? Terima kasih..
➡ Terima terlebih dahulu pasangan apa adanya, pahami bahwa kita dan pasangan memang berbeda. Kemudian perbanyak aktivitas dan obrolan untuk menyelaraskan gaya dan kerangka komunikasi. Lakukan saja terus2 secara santai, nanti lama2 juga akan ketemu pola yang cocok sekeluarga✅

4.Renie Rivania
Pak dodik, bgmn atau sejauh mana peran ayah dalam mendidik anak sesuai fitrahnya? Makasih pak ����
Lihat atas ya Bund✅

5. Jusriani Iip Jkt
Mau tanya pak Dodik. Bagaimana menurut pak Dodik cara seorang ayah pekerja untuk menempatkan diri dalam keluarga, sebagai ayah yang disayangi anak, dan juga sekaligus sebagai suami yg dihormati istri sementara sebgain waktunya habis utk pekerjaan
➡ Pahamkan pada diri ayah dan seluruh anggota keluarga bahwa ayah bekerja dan lama beraktivitas diluar itu adalah dalam rangka mengemban amanah keluarga. Maka letakkan aktivitas itu dalam kerangka utuh aktivitas (yang perlu dilakukan) sekeluarga.

Caranya?
Mesti duduk bersama dan jalankan Family Strategic Planning✅

6. Dian
Bagaimana cara p dodik dlm menyampaikan kritik atau saran kepada istri dan kepada anak?
➡ Kami punya rumus saat memberikan feedback yaitu "Sosis first" (saya suka menggunakan kata sosisnya dengan bahasa Indonesia). Maksudnya: Sampaikan dulu hal yang positif terhadap anak atau pasangan, baru kemudian dilanjutkan dengan "Hal2 yang perlu diperbaiki."

Jelasnya akan saya contohkan saat workshop komunikasi efektif✅

7. Bagaimana menjaga keharmonisan keluarga?
➡ Banyak main bareng, banyak beraktivitas bareng dan banyak ngobrol bareng sekeluarga. Ini mantra dasar✅

8.Reytia Iip Jkt: Assalamualaykum pak dodik, mdh2an msh inget saya ���� .. sambil menyimak pertanyaan teman2 ��
➡ Apa kabar Bund?☕

9. Mau curhat nh pak dodik.. Suami sy baru ngambil s3, ttp bekerja juga.  Saat ini lagi galau membagi wkt antara pekerjaan sm kuliahnya.  Kadang beliau merasa mungkin blm saatnya ngambil s3 skr krn padatnya wkt kuliah dan kerja.  Bagaimana sikap sy sbg istri utk memberikan dorongan/motivasi
➡ Saya tidak tahu pasti bagaimananya. Setidak2nya Bunda dapat menjadi pendengar yang baik, memberinya lingkungan yang membahagiakan yang dapat membuatnya rileks dan menghilangkan segala penat, dan tentu saja mengalirkan doa yang tiada putus untuknya.✅

10. Fauzia: Assalamualaikuam pak Dodik bagaimna caranya menjaga keharmonisan hubungan?

11.  Yunita Iip Jkt: Assalamu'alaikum wr.wb Pak Dodik.  Saya Yunita. Mau tanya:
1. Bagaimana cara mengajak suami utk terus belajar dlm membina RT dan mengasuh anak tanpa terkesan cerewet/menggurui?
➡ Ya ngga usah menggurui, begitu saja heheee
Lakukan saja segala yang Bunda pandang perlu dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun bersama ananda. Bergembiralah untuk itu semua dan biarkan suami melihat hasilnya beserta dengan segala kegembiraan itu.
Masa suami ngga pengin ikut gembira juga?

2. Saya ikut kajian dimana dikatakan bahwa ayah adalah penegak aturan, sedangkan ibu memberikan rasa nyaman. Bagaimana suami istri menyeimbangkan peran tsb agar aturan dpt berjalan dan tidak ada favoritism dari anak (aku lebih suka sama mama karena lebih longgar atau sebaliknya)
➡ Silakan tanya kepada yang memberi kajian Bund.✅

12. Reytia Iip Jkt: Mau tanya dong di rmh tangga bpk dan ibu apakah ada peran "good cop bad cop"? Jika ya, bgmn pembagian perannya?
➡ Kami tidak menganut itu Bund.✅

13. Nikmah Iip Jakarta: Assalamu'alaikum,
Mau  tanya pak dodik, bagaimana menentukan kurikulum utk tiap anak? Pasti tidak sama
Betul tidak sama. Dirumuskan bersama dengan anak2; dan bila tiba waktunya mereka merumuskan sendiri untuk diri mereka✅

14. Rahmawati Iip Jkt: Assalamu'alaikum pak dodik, mau tax jg nih... apakah efektif curhatan istri ke suami itu mesti "ada" setiap kali ada masalah. Apakah ada "moment" seorg suami pux rasa bosan mdengar curhatan istrix ?? #kami br 3 thn berumahtangga. Selama ini klo ada masalah, paling yg betul2 urgent br disampaikan lgsng ke suami. Selebihx curhatx saat sujud.
➡ Mesti tanya langsung kepada suami Bund pola seperti apa yang disukainya?✅

15. Dian: Berapa lama waktu minimal yg p dodik tetapkan utk bermain dan mengobrol dgn anak-anak?
Tidak ada patokan, saya lakukan bila saya memerlukannya atau anak2 mengundang saya untuk melakukannya atau kami tiba2 bersemangat untuk melakukannya bersama secara spontan.

Sebagai gambaran kami makan bersama setidak2nya 2 kali sehari, ngumpul di teras belakang setidak2nya sekali di sore hari,... ya barangkali itu minimal saya ngobrol dengan anak2.

Bermain?
Saya tidak punya jadwal khusus untuk itu. Hanya saja rasa2nya aktivitas kami memang isinya bermain heheee✅

16. Yulmi Iip : Pak dodik,apakah bapak yg mendidik bu Septi hingga jadi seperti sekarang..?
Pak dodik,apakah bapak yg mendidik bu Septi hingga jadi seperti sekarang..? ➡ Setelah menikah, ya✅

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang