Langsung ke konten utama

Psikologi Perkembangan (Resume Materi SI)

FITRAH MANUSIA: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Pertumbuhan identik dengan fisik, dapat diukur, melambat dan berhenti di sekitar usia 18 tahun. Jadi iklan peninggi badan itu ...???

Sedangkan pertumbuhan terkait dengan mental, proses terus menerus hingga akhir hayat.

Proses pertumbuhan paling pesat terjadi usia 0-1 tahun. Setelah 1.5 tahun bayi mulai meringankan tubuhnya, kenapa? karena ada tugas lain yang membutuhkan kelincahan, jalan, lari, pengembangan kemampuan motorik kasar dan halus, dst.

Biasanya ibu yang paling PEKA dg masa ini, kalau ada penyimpangan sebenarnya sudah bisa dideteksi sebelum usia 2 tahun. Masalahnya, banyak ibu kerja yg mendelegasikan pengasuhan anaknya sementara pengasuh belum tentu paham standar tugas perkembangan sesuai usia anak.  Atau ibunya jadi sosialita, atau di rumah tapi sibuk dg gadgetnya, gosip dg tetangga. Ini yang bikin penyimpangan tumbuh kembang ga segera ditangani, ga sadar kalau ada masalah.

Dan masalah gadget ini adalah masalah yang masif dan mudah menular. Penyebabnya: karena kita kurang peduli pada fungsi suatu benda, selain itu disebabkan self control kita yang menurun.

Rumah adalah sekolah pertama bagi anak. Siapa gurunya? Orangtua (ayah dan ibu). Masalahnya: banyak yang tidak siap menjadi orangtua. Anak belajar dari melihat kedua orabtuanya, dari interaksi yang sederhana hingga yg kompleks.

Di usia 0-2 tahun, manusia adalah pembelajar luar biasa. Dengan indera mereka mengobservasi segala hal di sekitarnya. Dari cara bicara ibunya, bau ayahnya, sampe serangga di pojokan dipelototin lamaaa. Sampai ortunya ngira lihat makhluk halus katanya. Hasil observasi ini direkam di otaknya hingga 40 tahun ke depan.

Nah, di usia 2 tahun mulai lah adegan prakteknya. Ada anak suka bilang "sak sik" saat bicara dengan ibu? coba cek gaya komunikasi ayah ibunya. Suka pukul? cek tontonannya, saudaranya, temen mainnya.

Oke pak, bu (baca: saya). Dijaga baik2 ya, apa yg dilihat anaknya. Beri teladan ttg cinta, kasih sayang, romantisme antara kedua orangtua. Biar ga nyari referensi cinta dari film atau sinetron.

Untuk menjadi orangtua, butuh kerjasama antara ayah dan ibu. Ayah menjadi penanggungjawab utama, namun peran keduanya sangat dibutuhkan. Jadi, pastikan kenali pasangan anda. Cari tahu masa lalu pengasuhan pasangan, jika ada luka bantu menyelesaikannya. Namun demikian, selalu berikan citra positif pasangan kita di depan anak.

Duduklah bersama, bekerjasama dalam mendidik anak dan memberikan teladan. Misalnya ayah ikut memasak, membersihkan rumah, dsb. Kenapa? karena semua itu life skill, bukan peran gender. Anak laki-laki berhak punya skill memasak, mencuci baju, dst. Buat aturan pengasuhan yang disepakati, apakah pantas dan yang tidak. Saling mengingatkan satu sama lain. Jangan sungkan untuk meminta maaf ke anak ketika orangtua melakukan kesalahan.

Anak adalah makhluk yang mudah belajar. Amanah dari Allah untuk orangtua membantu dan mengarahkan proses belajar anak. Dalam hal pertumbuhan, perkembangan, dan taat kepada Allah.

KEBUTUHAN DASAR TUMBUH KEMBANG OPTIMAL

* FISIK/BIOLOGIS
Dengan memberikan makanan sehat bergizi dan halal. Baik secara zatnya, maupun cara memperolehnya.
* KASIH SAYANG
Berupa kata-kata lembut, sapaan yang baik, dan sentuhan hangat.
* STIMULASI
Dilakukan dalam berbagai hal untuk menunmbuhkan minat anak.

FASE PERKEMBANGAN MENURUT SYARIAT
1. Bayi 0-2 tahun: membutuhkan kasih sayang 2 arah
2. Anak-anak/Thufullah/Pra latih 2-7 tahun: Mengajarkan nilai2 lewat cerita, peran ayah dibutuhkan
3. Tamyiz/Latih 7-10tahun: Diajarka sebab akibat, adab, punishment, tanggungjawab
4. Amrad/Pembebanan 10-15 tahun: matang secara fisik dan akal, dibebankan tanggungjawab syariat
5. Taklif/Eksistensi Diri 15-18 tahun: tanggungjawab thd diri, orangtua, dan limgkungan, pengembangan potensi, sudah bisa dilepas (punya Allah, ortu cukup menasehati).

Setiap manusia itu unik.
Perhatikan-Temukan-Hargai-Bantu.

Manusia berkembang berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

Perilaku manusia terbentuk dari kemampuan memahami pengetahuan yang dipelajarinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...