Langsung ke konten utama

30 Menit Lebih Dekat : 06-11-2016

��RESUME 30 MENIT LEBIH DEKAT��

MIP Mr.JatSeLa

Minggu, 6 November 2016
Pukul 20.30 s.d 21.00

Guru Tamu: Septi Peni Wulandani

1⃣Rella, Malang
Bunda Septi, mohon tips bagaimana menumbuhkan kepercayaan diri pada anak post-balita? (diatas 5th), bagaimana menanamkan persepsi pada dirinya bahwa dia bisa, berani dan meyakinkan bahwa sesuatu yang akan dia coba itu adalah hal yang menyenangkan? (kami tahu dia pasti suka, tapi takut mencoba pertama kalinya). Apakah kami harus membersamainya terlebih dahulu? Terimakasih.

➡ Pertama ibunya dulu yg harus "percaya penuh" ke anak, setelah itu beri apresiasi, jangan dievaluasi.

Setelah Pede, upgrade kemandirian anak sesuai tahapan kemampuannya ✅

2⃣Vika_Kediri
Sy mau tanya bu septi, gimana baiknya kita mengatasi anak yg sedang tantrum tetapi anak tsb belum bisa bicara? Bagaimana pula baiknya penggunaan kata "jangan" saat bicara dg anak. Kl trlalu sering bilang "jangan" apa bisa membatasi kepercayaan dirinya kelak?
Terimakasih

➡ Mbak vika, anak yg tantrum sebenarnya dia sdg berkomunikasi dg membuat pola bukan dg suara. Maka jangan mau terbawa arus pola anak. 

Apabila minta sesuatu dg tantrum, jangan buru-buru dituruti.

Tunggu sampai capek, baru ajak komunikasi

Seputar kata jangan

Yg tidak boleh adalah terlaly sering melarang dg kata "jangan" shg membuat gerak anak menjadi ragu.

Sebentar-sebentar teriak "jangaaaan"

Tapi kalau dalam kondisi bahaya dan anda harus segera memperingatkan anak, tentu kita boleh pakai kata jangan

Bisq diubah dengan kalaimat positif jika kita terbiasa dg jangan

Kata "jangan lari" ➡ "jalan hati-hati"

Jangan teriak ➡ bicara dengan sopan ya nak ✅

3⃣���� henny - malang

Bu septi, bagaimana ibu berproses mendampingi Bapak pada mulai dr bapak menjadi employee-self employee. Pada saat bapak menjadi employee, bagaimana ibu mendampingi beliau? Apakah sudah terlintas akan mendidik anak-anak sendiri?

➡ Mbak henny, saya mendampingi pak dodik dg belajar menerima segala perubahan. Tidak menolaknya. Memahami proses perubahan pak dodik yg tidak mudah beliau lalui. Jadi teman disampingnya. ✅

4⃣Nisfa,malang
Bagaimana cara bekerjasama dng suami dlm mewujudkan visi misi,tujuan pernikahan dan pengasuhan anak,sedang kami LDR.bagaimana mensiasati tdk kompaknya ayah dan ibu dlm pengasuhan.misal ibu tdk boleh A,ayah malah memberi.meskipun sdh d bicarakan,tpi msh terulang

➡Mbak nifsa, diperbanyak ngobrol dg suami lewat media apapun ya mbak. Jadi LDR tidak jadi kendala. Doeloe saat LDR dg pak dodik, belum ada hp dan internet. Saya selalu buat surat dari HVS dilipat 3, diisi jurnal harian. Kebayang kan, kalau sekarang paati jauh lebih mudah.

Samakan konsep-konsep sederhana antara suami dan istri shg satu kata✅

5⃣Saya indan di Blitar
Mau tanya bagaimana Cara kita melatih keuletan untuk anak usia 9th? Anak saya khidr sering sekali tidak sungguh sungguh bahkan dalam hal sepele rutinitas sehari2 mudah menyerah jika mnghdapi sdkit ksulitan. .khidr homeschooling bersama adiknya 6th..semoga TIDAK terlalu terlambat untuk memperbaiki.

➡ Mbak indan, dilatih dari hal-hal kecil ya mbak. Misal bulan ini hanya mengembalikan mainan pada tempatnya saja, tapi kontinyu, bulan depan ditambah satu hal lagi. ✅

6⃣Dissa_Tulungagung
Kalau saya tidak salah ingat, Bu Septi pernah mengatakan bahwa keputusan utk "mau" homeschooling harus datang dari 2 belah pihak: anak dan orang tuanya.
Pertanyaan saya, bagaimana jika ortu sudah mantap ingin anak homeschooling saja misal mulai SD, tapi si anak kepingin sekolah krn lihat teman2 sebayanya sekolah. Apakah kita kasih biar sekolah dulu (dg risiko bayar uang masuk, dsb) baru nanti mulai homeschooling saat dia sudah mau? Mohon tipsnya ��

➡ Mbak dissa, betul HS itu harus muncul dari anak. Berikan berbagai pengalaman langsung bukan teori ttg schooling dan HS. Bagaimana caranya? Ajak langsung ke teman/ komunitas HS dan ke sekolah yg dituju. Biarkan anak yg memilih bukan kita.

Kalau yg wajib di ortu adalah HBE ( Home Based Education) pendidikan berbasis keluarga. Kl HBE kuat maka pasti kita bisa bijak mengikuti pilihan anak mau HS atau Sekolah✅

7⃣Assalamualaikum saya anggraeni dr malang, saya ingin bertanya bagaimana mengatasi anak yang tidak mau ditinggal kerja sedangkan saya harus bekerja. (Anak saya usia 3th), saya sdh mencoba berkomunikasi tapi tidak ada perubahan. Tiap saya tinggal kerja selalu nangis.

➡Mbak anggraeni artinya ananda belum siap ditinggal. Silakan penuhi dulu hatinya dengan mengajaknya bicara tidak menjelang pergi tapi malam sebelum tidur. Kalau tetap belum bisa, ambillah cuti dulu beberapa hari. Isi hatinya yg kosong dg kehadiran ibunya✅

8⃣Oni,Ngawi
Bagaimana caranya untuk memperbaiki kesalahan kepada anak yg masih berusia 18 bulan,sy merasa melakukan banyak kesalahan kpd anak saya,saya bisa merasakan kalau anAk saya menangkap gelombang negatif yang saya salurkan,karena memang kami hidup bersama kakek neneknya yang semuanya tipe perfeksionis&tidak ingin cucunya menangis,akhirnya seringnya saya yg kewalahan harus menghadapi anak&juga kakek neneknya

➡ Mbak oni, minta maaf ke anak ya mbak. Dan kembali perbanyak perbuatan baik✅

9⃣Osa_Pasuruan
Bagaimana cara menemukan 4E dalam diri kita? Saya baru berhenti bekerja dan pindah ke lingkungan baru bersama dengan ibu mertua dan setiap hari ada rewang yang bantu tugas rumah. Saya merasa kurang manfaat hanya berdiam diri dan tidak memiliki jaringan untuk mengoptimalkan potensi saya. Terima kasih Bu Septi

➡Mbak Osa,list aktivitas yg mbak merasa SUKA dan BISA

Setelah itu perbanyak ranah tersebut✅

1⃣0⃣Herlina-kediri
Assalamu'alaikum bu septi. Bagaimana cara menyatukan pola pengasuhan qta dgn pgasuhan ortu yg tdk sama dgn qta secara sy 1 rumah dgn ortu pasca mjdi single mom.
Trima ksih b.septi

➡Mbak herlina, sama mbak kuncinya harua sering ngobrolin hal ini dg ortu kita. Pasti bisa✅

1⃣1⃣Friska, Malang
Bunda, bgaimana cara meminimalisir efek "turunan" penerapan pola asuh yg kurang sesuai org tua qt dlu agar qt tdk menerapkan pola yg sama pada pola asuh qt skrg pada anak2 qt?selain dg memperbnyak ilmu baru, dan beristigfar sambil meminta hidayah oleh Allah, tp masih saja sering "keceplosan", apa mungkin pola asuh "turunan" ini tdk dpt hilang? Trmksh bnyk sblmnya.

➡Hanya dengan "menerima masa lalu" dan memaafkan pola turynan ini akan hilang✅

1⃣2⃣Daning_Jember
Saya senang bisa ngobrol dg teman2 disini apalagi bisa dengan bu Septi. Saya ingin menerpkan HS dan merasa sdh siap menerapkn pd anak2. Tetapi suami tdk setuju.. Bagaimana cara meyakinkannya bu?

➡Mbak daning satukan kata dulu ya dg suami. Karena anda berdualah yg akan menjadi penanggungjawab pe didikan anak✅

1⃣3⃣Reny_malang
Bunda mohon tips nya bagaimana cara membangunkan rasa ingin tahu,ingin mencoba segala kegiatan pada ananda,putri saya 8th allhamdulillah dalam segala hal sudah baik hanya kurang yg 'itu' saja.jd terkadang saya yg memilihkan kegiatan untuk nanda,tpi krn bukan dr berasal dr nanda sendiri keinginan itu,jd setiap kegiatan yg dilakukan pun rasanya setengah hati walaupun hasilnya bagus.bagaimana cara mengeluarkan nanda dari zona nyaman yg sekarang ini.maturnuwun

➡Mbak reny, setiap pagi bermainlah "bertanya" dan miliki "buku rasa ingin tahuku"✅

1⃣4⃣Ismi lamonganBunda bagaiman cara menghadapi satu anak dari lima yang seperti alarm selalu mengingatkan saudaranya untuk ini dan itu.

➡Berikan apresiasi dan hargai perannya. Latih caranya berbicara dg baik✅

1⃣5⃣Lina_Banyuwangi
Assalamualaikum Bu Septi,
1. Bagaimana cara memancing kemandirian anak 3y yang hobi mencari perhatian dengan minta dilayani. Sebentar2 minta dilayani, padahal sudah bisa sendiri. Sudah dicoba dengan hadiah2 malah merengek minta hadiahnya, tanpa melakukan syaratnya.
2. Bagaimana membuat anak 3y imun terhadap pengaruh dari luar yang tidak sesuai dengan aturan keluarga

Terimakasih bu

➡Mbak lina, buatlah kesepakatan dengan anak, kondisi apa saja yg akan dibantu dan yg tidak

Unt pengaruh luar, kuatkan karakter diri  anak terlebih dahulu✅

1⃣6⃣Febi -pacitan
Bagaimana bunda tipsnya utk mampu mengantarkan ananda di peran peradapanny jika st ini sy dan suami LDR dan kami masi tgl bersama dg keluarga besar yg tentunya byk prbedaan dlm mendidik anak sehingga saya sering mengulang dan mengulang kembali misalnya dalam hal melatih kemamdirian anak. Anak saya umur 3 tahun dan 1 tahun. Terimakasih

➡Mbak febi, terima kondisi saat ini dulu ya mbak. Kemudian ambil komitmen dg suami dulu✅

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...