Langsung ke konten utama

RESUME 30 MENIT LEBIH DEKAT⏰ KELAS MATRIKULASI IIP SURABAYA RAYA

⏰RESUME 30 MENIT LEBIH DEKAT⏰
KELAS MATRIKULASI IIP SURABAYA RAYA
Bersama Guest Teacher: Bu Septi Peni Wulandani

Rabu, 23 November 2016
Pukul 20.00-20.30 wib

=========
1⃣ ❓Bunda Tina Ikavatin: Kapan mantu Bu? Apa sudah punya calon mantu? Kriteria mantu Bu Septi apa nggih?☺ #penasaran

✍Septi Peni Wulandani: hehehehe mbak tina langsung nembak, yang pasti laki-laki muslim untuk calon imam enes dan ara, dan perempuan muslim untuk bidadari surganya elan ����✅
2⃣❓Bunda Ana Dewi: Bu saya memulai untuk bertanya inggih? Bu septi awal mengadakan homeschool bagaimana tanggapan lingkungan bu .kan awalnya banyak orang mengenal sekolah y disekolahan

✍Septi Peni Wulandani: kaget mbak anna, kemudian banyak yang bertanya-tanya dan "mempertanyakan" hehehe. yang pasti kami berdua dan anak-anak harus yakin dulu, tidak mendengarkan suara luar . Insya Allah tekad kuat kami adalah kami ingin menjadi bukti, tidak hanya sekedar menunggu bukti. Selama Allah dan RasulNya tidak murka, jalan saja terus✅
3⃣❓  Lutvina Dwi Endarwati: assalamualaikum...saya langsung tanya nggih
bu septi sebagai penunggu imam��
boleh dong dibagi tips bisa ketemu suami pak dodik....he2

✍Septi Peni Wulandani: waaa penunggu imam :) kuncinya hanya satu mbak "memantaskan diri" terus menerus✅
4⃣❓ Meta Kusumaningtyas: Assalamualaikum Bu Septi, di waktu yang terbatas ini saya ingin tanya, apa saran ibu septi untuk bunda terkena baby blues dan post partum syndrom atau depresi dalam menjalani kehidupan rumah tangga?

✍Septi Peni Wulandani: wa'alaykumsalam mbak meta, tenangkan diri, kemudian terima kondisi. Perluas ruang logika kita.✅
5⃣❓ Evie Tis'a Mariana: Bu, gmn bs dishare resep untuk punya semangat yg selalu "on fire" �������� untuk selalu belajar yg manfaat nya nyata & smp bisa dibagi smp saat ini kepada kami smua disini ������

✍Septi Peni Wulandani: berjalan pada misi hidup, hal ini yang membuat saya merasa full energi mbak. Maka ayo temukan bersama✅
6⃣❓ Dieta AArni: Bu Septi, saya ingin bertanya. Adakah Tips untuk memasukkan waktu belajar 10000 jam terbang yang efektif dalam jadwal harian? Karena kondisi tidak memungkinkan untuk belajar langsung selama 2-3 jam di pagi hingga sore hari.

✍Septi Peni Wulandani: Apakah jam terbang harus 2-3 jam mbak? boleh kurang dan boleh lebih kan? maka ukur sesuai kemampuan kita ya✅
7⃣❓ Ratna yuli: Assalamualaikum bunda septi,
Terimakasih sudah berkunjung di group kami.
Sejak awal sy kagum dgn bunda. bunda, sy tertarik dengan homeschooling. sy ingin menerapkan home schooling untuk anak2 sy...
pertanyaan sy;
1. jika sy hanya berniat mendidik secara home schooling smp usia 12thn (6SD) Setelah itu anak2 sy masukkan sekolah formal bagaimana caranya?
krn mereka tdk punya ijazah.

2. Bagaimna ceritanya anak2 bunda yg menerapkan homeschooling bisa kuliah di Singapura?

3. Bagaimna Ara yg baru berusia 11thn bs melakukan moo's project.. padahal di situ dia perlu berinteraksi dengan banyak "pembesar" dan orang penting?

Terimakasih

✍Septi Peni Wulandani: mbak ratna, kalimat ini saya copas ya

"sy ingin menerapkan home schooling " bukan mbak yang menentukan anak-anak schooling atau HS, melainkan anak tersebut. Sehingga perkuat Pendidikan di keluarga kita, temani perkembangan anak, nanti mbak akan menemukan masing-masing anak akan tumbuh bagus di lahan yang mana.

Ijazah/tidak, ke LN/tidak sudah bukan lagi hal yang urgent mbak.

detilnya pertanyaan yang lain dijawab lain waktu ya mbak, soalnya panjaaaang✅
8⃣❓ Indah Ratri puspitaningtias: Kok bisa bu punya generasi hebat seperti putri/a ibu?sampe skr sy g bosen tny ini trs y?he...sejak tahu ibu

✍Septi Peni Wulandani: Semua anak lahir hebat, kitalah orangtua yang harus terus memantaskan diri, agar layak mendapatkan amanah-amanah hebaaat. Putra putri mbak Indah juga generasi hebat. Terus semangat memantaskan diri di grup ini ya mbaak.✅
9⃣❓  Ikha Farikha: Bu Septi terus terang saya masih bingung dengan NHW5 kemarin,bisakah dijelaskan lebih detail seperti apa yg ideal bu? Mohon pencerahannya. Terima kasih

✍Septi Peni Wulandani: Apakah di NHW#5 saya meminta yang ideal mbak? yang kami minta hanya "desain pembelajaran" ala kita, berproseslah untuk menemukannya. Ideal menurut mbak sendiri, dan jangan hiraukan idealisme tetangga yang lain ya....rileks✅
1⃣0⃣❓ Ana Dewi S: Bagaimana menjaga konsisten belajar anak bu. Sedangkan anak biasanya lebih manja dengan orang tua nya. Kalau di sekolah kan guru orang asing jadi ada rasa sungkan untuk semaunya

✍ Septi Peni Wulandani: Anak itu dipercayakan Allah ke rahim kita, artinya kita sangat dipercaya Allah untuk tahan menghadapi segala macam tantangan dari anak tersebut. Mbaklah guru terbaik yang sudah dipilihNya untuk anak-anak. Yakin dan tingkatkan kompetensi terus✅
1⃣1⃣❓Niswarul Husnah: Assalamualaikum.. Alhamdulillah...bu septi.... Masha Allah senang sekali.
Ibu... Sy masih kesulitan menemukan misi spesifik bu... Sejak bertemu dg ibu d sby bberapa bln lalu, visi misi hidup masih blm fix �� Mhn pencerahannya dan bagaimana stepnya nggih bu...
Matur nuwun..

✍Septi Peni Wulandani: Nggak papa mbak ninis, menemukan misi hidup itu perlu proses, maka teruslah berjalan walau kita belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan kita terhadap misi hidup itu, lewat laku kehidupan kita. Yang tidak boleh BERHENTI MENCARI✅
1⃣2⃣❓ Lailie Sawiy Anwaroh: Bu septi, mohon maaf kalau pertanyaan saya agak nyleneh ��. kalau saya boleh tahu, biaya yg bu septi dan pak dodik keluarkan untuk mendidik anak secara homeschooling lebih besar atau bagaimana jika dbandingkan dengan sekolah konvensional pada umumnya?
*biaya di sini maksud bukan hanya biaya secara material tapi juga immaterial
terimakasih sebelumnya ��

✍Septi Peni Wulandani: Oh ya mbak, tentu lebih besar, karena  apapun akan kami perjuangkan untuk anak-anak, karena ini amanah  utama. Anak hadir  di rumah kita sudah plus pundi-pundi rizkinya, maka saya tidak akan pernah mau korupsi rizqi mereka untuk kepentingan kami pribadi ortunya, selama anak-anak masih full tanggung jawab kami. kalau sudah aqil baligh ternyata mereka membawa rizqi mereka sendiri-sendiri, tidak lewat kami lagi.✅
1⃣3⃣❓  Esti Darmawati: Bu terimakasih sebelumnya....  mau nanya apa njenengan awal nikah udah langsung bs keren gt menjadi istri plus ibu.. Belajarnya dari sebelum nikah atau pas udah nikah...  hal apa yg membuat ibu termotivasi/terinspirasi menjadi ibu profesional?

✍ Septi Peni Wulandani: Nggak mbak, saya di awal nggak bisa apa-apa, tanya pak dodik deh. Karena nggak bisa itulah saya belajar dan berubah. Karena prinsipnya BERUBAH atau KALAH✅
1⃣4⃣❓Uswatun hasanah: Bu, apa tantangan terberat saat menjalani proses belajar menjadi ibu profesional? Jika keadaan mengharuskan seorang ibu untuk produktif, padahal saat ini masih harus belajar bunda sayang dan bunfa cekatan, bagaimana caranya agar kegiatan tersebut bisa seimbang?

✍Septi Peni Wulandani: FOKUS dan KONSISTEN, itu kendalanya. Maka mbak bisa belajar secara beriringan. Tetapkan mana menu utama dan mana menu camilannya ya.✅
1⃣5⃣❓ Matrik Atika Yhudar Paramita: Assalamu'alaikum bu septi..
Saya skrg lg belajar pd tahap bunda sayang dan bunda cekatan. Rasanya tidak mudah n jatuh bangun.
Sy kbetulan ibu bkerja di ranah domestik.
Namun setiap sy membayangkan tahapan selanjutnya yaitu bunda produktif n shaleha saya ''parno " duluan. Karena sy merasa ndak punya passion yg pas n bs " menghasilkan".
Bagaimana saran dr bu septi utk bs lebih mudah menjadi bunda produktif ? Terima kasih

✍Septi Peni Wulandani: Mbak Atika, bunda prosuktif di IIP tidak selalu diukur dari uang dan rupiah, melainkan seberapa besar kebermanfaatan hidup kita . Banyak cara menuju hal tersebut mbak. Salah satunya adalah ilmu yang mbak miliki, bagikanlah, maka sdh masuk kategori produktif✅
1⃣6⃣❓  Fatma Irnawati Nurcahyani: Assalamualaikum wr.wb bu Septi....saya dr dulu penasaran dg cara ibu utk bisa memaksimalkn masa tour de talent anak2, bagaimana tips bisa mendptkn ksempatan belajar dg orang2 hebat yg sukses & bahagia,semntra qt sbg orng tua tdk kenal dg mreka2

✍ Septi Peni Wulandani: Mbak fatma, saya dulu juga tidak kenal orang-orang hebat tsb,  kami dan keluarga hanya berproses melakukan apa yang orang-orang hebat itu lakukan. dan memberikan keyakinan kepada anak-anak, bahwa bulu yang berbulu sama, pasti akan bertemu entah darimana hinggapnya. maka tentukan levelmu, hanya itu saja✅
1⃣7⃣❓ Hairia Fitri: Bu mohon bimbingannya 
Bagaimana menyelaraskan kebutuhan emosi  anak dan diri kita agar tidak saling berbenturan pada kondisi kita yang lagi down.

✍Septi Peni Wulandani: Mbak fitri pelajari transactional analysis untuk menyelaraskan hal ini ya, silakan search apa itu?✅

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Pulang ke Udik: Menggelar Kenangan, Membayar Hutang Kerinduan

Sebagai warga perantau, bagi Griya Wistara acara mudik bukan lagi hal baru. Entah pulang ke rumah orangtua di luar kota dalam propinsi maupun mertua yang lebih jauh, antar kota antar propinsi. Bukan hal mudah dalam mempersiapkan mudik, sebutlah H-3 bulan kami harus berburu tiket kereta agar tak kehabisan sesuai tanggal yang direncanakan. Pernah suatu waktu kami harus pasang alarm tengah malam, karena hari sebelumnya sudah kehabisan tiket kereta yang diharapkan. Padahal baru jam 00.15 WIB, artinya 15 menit dari pembukaan pemesanan. Belum lagi persiapan deretan kebutuhan selama sekian hari di kampung halaman. Mana barang pribadi, mana milik pasangan, dan persiapan perang ananda tak ketinggalan. Jangan tanya rancangan budget lagi, saat pengeluaran mendominasi catatan keuangan. Membawa sepaket koper alat perang, melipat jarak agar semakin dekat. Perjalanan selalu menyisakan hikmah. Bukan perkara mudah mengelola sekian jam di atas kereta bersama balita. Alhamdulillah, beberapa kali mele

Jurnal Belajar Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Usia 0-6 tahun : selesai dengan diri sendiri. Salah satu tantangan yang paling identik dengan tema level 7 ini, adalah saat orangtua mulai galau dan membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Atau yang paling dekat dengan saudara kandungnya sendiri. Seolah-olah anak harus mengikuti sebuah pertandingan yang belum tentu setara dengan dirinya. " Coba lihat, mas itu sudah bisa jalan. Kamu kok belum?" "Berani nggak maju ke depan seperti mbak ini? " Setiap anak memiliki sisi unik yang menjadikannya bintang. Allah tak pernah salah dalam membuat makhluk, maka melihat sisi cahaya dari setiap anak adalah keniscayaan bagi setiap orangtua. Berusaha dalam meninggikan gunung, bukan meninggikan lembah. Mengasah sisi yang memang tajam pada diri anak butuh kepekaan bagi orangtua. Dalam buku CPWU, dapat diambil teknik E-O-WL-W untuk menemukan kelebihan setiap anak. 1. Engage Atau membersamai anak dalam proses pengasuhan dan pendidikan dengan sepenuh hati (yang