Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Nature Walk

Nature Walk Salah satu aktivitas yang membahagiakan bagi saya adalah jalan-jalan. Mungkin bagi orang lain, liburan kudu berburu tiket pesawat, nyari penginapan, atau belanja barang branded. Ya, saya juga nggak nolak sebenarnya. Tapi daripada nyesek kudu ngutang sana-sini, saya  jalan-jalannya versi ramah kantong dan ramah tenaga saja. Keliling alam sekitar, istilah kerennya nature walk. Padahal ini sih sudah akrab banget dilakoni mulai zaman bocah dulu. Sebutlah mbolang, trutusan, atau kalian punya istilah lain? Oleh-oleh nature walk: bunga telang (Clitoria ternatea). Bunganya dikeringkan, bisa dibuat teh atau pewarna makanan. Browsing aja untuk khasiatnya. Tanaman ibuk ceritanya, udah terjual sekian toples bunga telang kering. Mau beli? @30haribercerita #30HBC2001 #30HBC20 #30HariBercerita #Naturewalk Bunga Telang ( Clitoria ternatea )

Jurnal Buncek 1.2: Apa Kebutuhan Belajarmu? (Telur Merah)

Jurnal 2 - Telur Merah  Saatnya melanjutkan belajar di kelas bunda cekatan Institut Ibu Profesional. Materi pekan ini dimulai dengan mengulang kembali telur hijau yang telah ditemukan sebelumnya. Sebelum memasuki permainan telur merah, ada dongeng menarik yang disampaikan oleh Mas Pandu Kartika tentang metakognisi.  Apa itu Metakognisi? Metakognisi secara mudahnya dapat diartikan sebagai ilmu tentang "belajar cara belajar". Sebuah cara untuk belajar, agar kita lebih aware dengan proses belajar . Cakupannya sangat luas, namun metakognisi berkaitan erat dengan pembelajaran mandiri yang saat ini sedang saya lakukan di kelas bunda cekatan.  Mengapa perlu belajar Metakognisi? Metakognisi dapat meningkatkan kecepatan (akselerasi) proses belajar . Apapun bidang yang dipilih, dengan metakognisi prosesnya dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Mas Pandu pernah meneliti tentang salah satu sub/bagian dari metakognisi berkaitan dengan bidang IT yang digelutinya.

Jurnal Buncek 1.1: Jangan Lupa Bahagia (Telur Hijau)

Jurnal Belajar 1.1 (Telur Hijau) Seorang perempuan memiliki banyak aktivitas yang perlu dilakukan dalam rangka menjalankan peran sebagai individu, sebagai istri, maupun sebagai seorang ibu. Rasanya tidak ada habisnya saat membuat daftar panjang aktivitas yang setiap hari kita jalani. Suka atau tidak, mau tidak mau semua menuntut untuk diselesaikan. Lelah? Bosan? Merasa hampa karena setiap hari melakukan aktivitas itu-itu saja? Atau muncul "burnout" karena terlalu banyak tugas dengan rentang waktu yang terbatas? Saatnya kembali "SADAR" penuh dalam menjalani aktivitas. Karena kita bukan wonderwomen yang mudah melibas semua tugas. Perlu dibuat skala prioritas agar tetap waras. Apa saja aktivitas yang membuat mata berbinar bahagia saat melakukannya? Aktivitas+Membahagiakan? Bukankah ibu bahagia akan menularkan bahagia pada seluruh anggota keluarga bahkan komunitas di sekitarnya? Setelah membuat daftar panjang aktivitas, saatnya memilahnya ke da

Lisan Bertuah

Matahari tepat di atas kepala, pantas saja rasanya seperti sauna. Seperti biasa siang ini ada atraksi emak gendong-gandeng dua anak ditambah tas sekolah. Tanpa tiket khusus bisa ditonton dengan mudah. Sebuah pohon cukup rindang menjadi pilihan berteduh sejenak di pinggir jalan. Saluran air berisi ikan cithul cukup untuk mengalihkan perhatian si sulung, menunggu ojek daring yang masih di perjalanan. "Ikan apa sih ini, Bun?", tanyanya penasaran. "Ikan cithul itu ..." "Kok kaya kecebong?" "Iya mirip, tapi kecebong warnanya hitam. Kepalanya lebih bulat." Dan obrolan kami terjeda pagar yang terbuka. Seorang paruh baya membawa  bungkusan plastik. Perlahan dimasukkan ke dalam tempat sampah di depan rumahnya. Sebuah senyum kulempar, sekedar rasa terimakasih untuk pohon teduh di depan rumahnya. "Sekolah di situ, ya?", tanyanya membuka suara. "Iya, Pak." "TK, ya?" "Iya, Pak." "Umur berap

Mengecap Memakai Kunyit

Sudah mampir ke postingan sebelumnya tentang membuat DIY finger paint ? Nah, cat ini tidak hanya untuk melukis dengan jari tetapi juga bisa dipakai untuk mengecap. Karena temanya masih tanaman obat, jadi mengecapnya pakai kunyit. Sediakan satu ruas kunyit, kemudian potong ujungnya agar rata. Bisa dibiarkan (tetap berbentuk lingkaran) langsung dipakai untuk mengecap atau bisa juga dibentuk dahulu (bunga, bintang, clover, dst) sebelun digunakan. Gunakan kertas kosong kemudian biarkan anak bebas mengekspresikan imajinasinya. Atau bisa juga pakai worksheet berikut. Worksheet mengecap huruf A Worksheet mengecap dan menghitung

Buat Finger Paint-mu Sendiri

Masih ada satu lagi kegiatan seru yang kemarin dilakukan di kelas kakak. Yaitu bermain warna memakai cat dari kunyit. Masih dalam rangka menjawab tantangan mengulik tanaman obat. Sebenarnya tanpa campuran apapun, air perasan dari kunyit yang diparut pun sudah bisa langsung dipakai. Tapi... Sepertinya teksturnya kurang pas. Jadi mulailah saya penasaran, browsing campuran cat DIY. Dan ini dia! Bagi yang ingin buat dirumah, monggo... Alat dan bahan: - Tepung Maizena (1 gelas) - Gula (2 sdm) - Garam (1 sdm) - Air (2 gelas) - Kunyit (2 ruas, jika ingin warna lebih pekat bisa ditambah) - Pan dan spatula - Parut dan saringan/kasa Cara membuat: - Campur tepung maizena-gula-garam-air ke dalam pan, aduk rata. - Kemudian masak di atas api kecil 10-15 menit. Terus aduk, jangan sampai menggumpal. - Setelah beberapa lama teksturnya akan lengket seperti lem. - Untuk membuat pewarna menggunakan kunyit: parut kunyit kemudian saring dengan saringan kain kasa. - Terakhir, campur air

Tutorial DIY Puzzle

Masih dalam rangka menjawab tantangan belajar tentang tanaman obat. Setelah dongeng, anak-anak pasti tidak akan menolak diajak main. Kira-kira main apa ya yang masih berkaitan dengan tanaman obat? Masih dengan aksi nekat membuat coretan (karena ke percetakan kudu bayar, Mak!), saya pun membuat puzzle sendiri dengan alat bahan sederhana yang ada di rumah. *Alat & bahan: - 2 lembar kertas polos ukuran A3.  Ukuran bisa disesuaikan kebutuhan(lebih besar/kecil). - Kardus - Alat gambar (spidol, cat air, atau lainnya) - Pensil dan penghapus - Lem atau doubletape - Gunting - Penggaris *Cara membuat: - Buat gambar utuh di salah satu kertas, misalnya gambar pohon. Bagaimana jika tidak bisa menggambar? Browsing gambar dengan resolusi baik, kemudian cetak. - Beri garis warna-warni atau tanda di tepian kertas. Optional, bisa dilewati. Hal ini untuk memudahkan anak menyusun puzzle. - Lipat gambar sesuai jumlah puzzle yang diinginkan. Misalnya 12 puzzle, lipat menjadi 3*4 bagian

Tutorial Boneka Jari Darurat

Pekan ini, saya mendapat giliran piket  untuk berbagi di sekolah kakak. Jadi ada program, jadwal satu jam bagi orangtua untuk mengajar di kelas sesuai dengan tema yang dipelajari anak. Tema tanaman obat yang saya dapatkan. Sempat "underestimate", karena saya sendiri tidak terlalu tertarik. Bukankah belajar tanaman hias atau hewan laut lebih membuat mata berbinar??? Tetapi tak ada salahnya menjawab tantangan, bukan? Dimulai dengan browsing sana-sini tentang tanaman obat. Apa saja yang termasuk tanaman obat? Bagaimana pemanfaatannya? Saya pun mencoba berselancar mencari aplikasi di google playstore tentang tanaman obat, bertemulah dengan Apotek Hidup (link:). Di sana dijelaskan nama tanaman, nama lain, ciri-ciri, manfaat, dan cara penggunaan sebagai obat. Ada juga beberapa buku elektronik yang bisa dibaca di aplikasi i-pusnas. Dari buku sederhana untuk anak dengan ilustrasi, hingga tulisan berat dari para ahli. Intinya semakin mencari, saya semakin galau. Kembalilah saya pa

Prolog: Bulan Madu Selalu Manis?

Ada banyak banget cerita yang bisa dibaca di wattpad, tapi suka keder duluan mau baca yang ini atau yang itu. Dan menemukan cerita yang menarik itu ibarat menemukan jarum di tumpukan jerami. Siapa tahu di luar sana ada yang juga suka bingung kaya saya. Baiklah, netizen... Saya bagi satu judul favorit berikut. Salah satu author yang tulisannya sering saya tunggu, NesriBaidani . Salah satunya Bulan Madu yang terdiri beberapa bagian, pas banget kalau mau baca cerbung yang nggak terlalu panjang. Bagaimana kisahmu bertemu jodoh? Butuh masa PDKT bertahun-tahun hingga yakin "dia yang kucari selama ini" atau seperti Haikal yang hanya butuh waktu sekejap, sepanjang kisah Nabi Yusuf yang dikisahkan seorang guru TK? Klise sekali, apa iya di dunia nyata ada yang seperti ini? Tapi jangan underestimate dulu, cerita cinta setiap orang pasti istimewa. Berhubung saya sudah membaca beberapa karya bunes, harus diakui di Bulan Madu ceritanya cenderung flat. Ada manis-manisnya juga s

Sillage: Romatisme Susu dan Kacang Hijau

Apa kegiatan me time  favoritmu? Yang suka baca wattpad mana suaranya? Sebelum membahas cerita dari kinkaa  ini, dari judulnya sudah pengen buru-buru di-klik. Berhubung saya tidak begitu akrab dengan bahasa asing, catatan penulis cukup membantu. Ingat ya, cara bacanya " Si-Yaz " bukan "si-lads" apalagi "si-la-ge". Jika di kisah dongeng, menikah adalah akhir bahagia, di sini pembaca disuguhi pernikahan sebagai awal konflik yang dialami para tokoh. Dimulai dari perjodohan dua manusia dengan perbedaan profesi, isi kepala, dan jenis kelamin tentunya. Tetapi dari awal saya haqqul yakin Ibram-Alina akan menemukan chemistri meskipun awalnya sama-sama beku. Darimana bisa menyimpulkan sebelum membaca sampai akhir? Karena kedua keluarga mempunyai value yang sama, keluarga tentara. Ditambah cerita bahwa keduanya sama-sama anak yang berbakti pada orangtua, nusa dan bangsa. Tapi apa benar kisah ini happy ending ? Lebih seru membaca langsung, kata mbak Step

Upacara

"Assalamualaikum, Mama. Diinformasikan bahwasanya Kakak untuk hari senin besok mendapat tugas menjadi petugas upacara. Silahkan Kakak diantar  ke sekolah pukul 06.00 WIB untuk melakukan latihan. Memakai atribut lengkap, ya. Terimakasih." Sebuah pesan masuk dari guru kelas kakak di hari Ahad. Sepertinya pekan-pekan sebelumnya kakak cukup tertib saat upacara, hingga dianggap mampu menjadi petugas kali ini. Setelah lima tahun ini membersamai ananda, sudah bisa "dititeni" bahwa aktivitas baru biasanya butuh adaptasi. Rasanya baru kemarin drama sekolah di hari-hari pertama. Jangankan ditinggal, belajar saja minta ditunggui tepat di sampingnya. Alhamdulillah di bulan ketiganya sudah kakak sudah semakin mandiri tanpa butuh ditemani sepanjang proses belajar di sekolah. Dan kali ini, sesuai dugaan. Kakak menolak menjadi petugas upacara sambil matanya berkaca-kaca. "Kakak besok disuruh berangkat pagi, mau jadi petugas upacara lho. Mau?" Senyum yang tadi m

Jejak di Balik Coretan

Selesai "asik-asik" membuat coretan, kakak Wistara menempel karyanya di dinding. Tepat menimpa bekas coretan yang dibuat sang adik kemarin. "Aku tempel di sini buat nutupi coretan adik di dinding, ya?", katanya. Penasaran dengan cerita di balik gambar, saatnya meminta kakak berkisah. "Ada dua orang main di depan rumahnya sendiri-sendiri. Yang satu main pesawat jet, yang satu jalan kaki. Ini ada pohonnya, di pohon ada ayunannya. Orangnya mau ke pegunungan (perhatikan jalanan naik turun). Di jalan ada mobil polisi, jalan dari sini ke sini. Ini rambu-rambu lalu lintas. Pas mobilnya udah lewat, orangnya menyeberang ke sini. Ini sore-sore lagi hujan. Awannya ada yang happy, ada yang marah, ada yang ndomblong, ada yang... BINGUNG!" "Masa satu naik pesawat satu jalan kaki ke pegunungan? Ga diajak naik pesawat?", Bunda mulai ngeyel. "Itu pesawat jet mainan/yang pakai remote control, bukan pesawat beneran.", terangnya. Serasa sed

Cerita Horor

Sesuatu yang tidak biasa memang mudah memicu rasa ingin tahu orang kebanyakan. Sebut saja cerita tentang KKN yang menyita perhatian para netizen beberapa waktu terakhir. Padahal hampir semua mahasiswa yang pernah KKN pasti punya cerita "horor" nya masing-masing. Misalnya kisah pagi hari bertemu gundukan berasap, atau cinta lokasi saat KKN namun kandas tanpa restu otangtua. Maaf yang dua ini kisah nyata yang tak perlu dibahas siapa pelakunya. Sebagai warga negara +62 yang mudah menerima sugesti, saya pun ikut terbawa euforia banting stir ke genre horor. Padahal saat baca wattpad, KaBeeM atau webtoon paling banter ke cerita romantis atau drama mertua-menantu. Maklum, kata hasil TM memang harmony ada di rangking atas. Suka gegana jika hidup terlalu banyak konflik. Mumpung belum gelap, saya pun berhasil khatam membaca cerita viral tersebut dari POV (point of view) dua tokohnya. Agak ngeri juga sih, membayangkan tahun 2009 belum ada kamar mandi. Ya sebelas-dua belas dengan m

Impian

Pada suatu pagi, seperti biasa ada sesi ngobrol bersama. Setelah menyelesaikan misi SKS (sistem kebut sepagian) mengerjakan eNHaWe, akhirnya bisa selonjoran kaki sejenak. Kali ini menjawab pertanyaan seputar tentang impian. Satu hal yang saya tahu, hal ini hanya akan terwujud jika dilakukan. Jujur saja, saya bukan tipe pemimpi hal yang besar. Lebih suka " nriman " dengan apa yang ada daripada terobsesi dengan sesuatu di luar jangkauan. Pantas saja saat mencoba ARP (tes untuk mengukur tingkat Adversity Quotient ) saya cenderung ke tipe Camper. Hmm... Sedikit lagi Climber lah! Selama ini, harus ada faktor X yang membuat saya berani untuk memperjuangkan sesuatu. Memilih jurusan kuliah misalnya. Bukan karena target ingin pekerjaan dengan gaji sekian, tetapi lebih pada ilmu yang ingin diterapkan minimal pada diri saya sendiri. Curiga memiliki gejala kejiwaan yang menyimpang? Haha.. Bisa jadi. Minimal nanti saya punya teman-teman yang bisa dimintai pertolongan di saat daru

Panduan Memilih Sekolah Untuk Anak Zaman Now

Judul: Memilih Sekolah Untuk Anak Zaman Now Penulis: Bukik Setiawan, Andrie Firdaus, Imelda Hutapea Penerbit: Buah Hati, Tangerang Selatan Tahun Terbit: 2018 (Cetakan I) 153+XII halaman ISBN: 978-602-7652-96-5 Ketika anak memasuki usia sekolah, biasanya orang tua mulai galau dalam memilih tempat belajar. Sempat terlintas di kepala bahwa sekolah yang bagus adalah sekolah favorit yang harganya mahal dan orang-orang saling berebut masuk ke sana. Apakah benar demikian? Buku ini memberikan sebuah sudut pandang yang berbeda dalam memilih sekolah yang tepat untuk anak. Layak dijadikan rujukan mengingat para penulis memiliki latar belakan di bidang Psikologi dan Pendidikan. Tak hanya bersifat teoritis namun juga ranah praktis. Pesan untuk mendidik anak sesuai zamannya, berarti penting bagi kita para orangtua memahami kondisi anak zaman now terlebih dahulu.  Dibandingkan generasi orangtuanya, mereka cenderung lebih mampu mengelola diri, peka dengan perubahan, fokusnya

Sepotong Sabar

"Mbak, untuk hari Sabtu siang mobilnya berangkat jam berapa, ya?" "Ada jam setengah dua." "Saya pesan dua kursi." "Baik. Nanti akan dihubungi sopirnya." Kubuka lagi percakapan dengan customer service jasa mobil jemputan yang kupesan kemarin. Masih ada waktu dua jam sebelum waktu yang dijanjikan. Duo Wistara masih sempat tidur siang. Aku pun ingin memejamkan mata sejenak, tetapi urung setelah melihat tumpukan piring kotor di tempat cucian. Baiklah, mari kita bunuh waktu dengan beberes rumah sebelum ditinggal mudik. Satu jam sebelum waktu berangkat. Memastikan dua gadis kecil sudah siap. Baju panjang, jaket, bantal, dan dua tas berisi keperluan tiga hari untuk mudik. Tinggal menunggu telepon dari pengemudi mobil jemputan. 13.30 tepat. Belum ada panggilan masuk. Mungkin mobilnya baru jalan. 14.00 Mungkin masih menjemput penumpang lain. 14.30 Mulai gelisah. Ditambah bumbu pertanyaan dari si kakak, "Kok kita belum berangkat

Sup Ceker

Resep sederhana sejuta umat, bahkan pemula pun bisa membuat masakan ini sambil menutup mata. Tapi jangan pernah remehkan, karena anak-anak di Griya Wistara doyan. Selamat mencoba. Sup Ceker Bahan: Ceker ayam: 5 buah (bersihkan, rebus sebentar) Wortel: 1 buah Kentang: 1 buah Babycorn: 3 buah Kembang kol Brokoli Ercis Bumbu: Bawang putih: 2 butir (geprek) Tomat: 1 buah Daun bawang Daun seledri Gula Garam Lada Kaldu jamur Cara membuat: Rebus air hingga mendidih, masukkan bawang putih geprek dan potongan sayur yang lebih keras (kentang, wortel). Setelah mulai empuk masukkan ceker yang telah direbus bersama potongan sayur lain (babycorn, kembang kol, ercis, brokoli). Setelah semua empuk, tambahkan potongan tomat, daun bawang, dan seledri. Terakhir tambah gula-garam-lada-kaldu jamur. Koreksi rasa. Sajikan ceker selagi hangat karena rasa akan berubah saat dingin.