Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Setiap Anak Pasti Berbakat

*"Setiap Anak Pasti Berbakat"* _Oleh : Rima M_ _Santri abah Rama_ Seorang ibu merenung di sudut ruang tamu. Hatinya gundah, kecewa, dan sedih. Bagaimana tidak, ditempat arisan tadi teman temannya sibuk membanggakan prestasi anak anak mereka. Seperti Rayhan anak bu Yuli yang baru saja menyabet medali emas cabang taekwondo di Porda kemaren. Juga Agnes yang yang baru saja lolos audisi pemilihan bintang tarik suara. Atau Bagas yang mewakili sekolah dalam olimpiade matematika. Si ibu merasa sedih mengapa anaknya, Doni tidak seprti anak anak lain? Mengapa anakanya tidak memiliki prestasi apapun? Jangankan meraih medali emas, mengikuti perlombaan pun Doni segan. Tidak suka memilki bakat, begitu yang dikatakan temannya untuk menyindir Doni.  Benarkah anak semata wayangnya itu tidak memiliki bakat? Pentingkah bakat? Lalu jika iya bagaimna dengan masa depan Doni? Benarkah Allah hanya memberi bakat pada orang orang tertentu saja? Atau orang tuanyalah yang belum mengenal bakat anak

REVIEW GLOBAL MATRIKULAS

_Review Global Matrikulasi IIP batch #2_ *MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN* _It takes a Village to raise a CHILD_ _Perlu orang sekampung untuk membesarkan anak_ demikian pepatah dari bangsa Afrika. Dulu, pendidikan dimaknai, dipahami dan dijalankan oleh para keluarga dan komunitas secara berjamaah. Pendidikan adalah sebuah keniscayaan untuk membentuk komunitas yang lebih baik, demikian juga sebaliknya, komunitas memerlukan pendidikan untuk mengangkat derajat posisi peran personal dan komunal yang lebih baik di muka bumi ini serta memuliakan kearifan dan akhlak yang lebih baik bagi generasi selanjutnya. Pendidikan bukan lahir karena adanya komunitas atau masyarakat, justru pendidikanlah yang melahirkan komunitas dan peradaban. Pendidikan adalah tanggung jawab keluarga dan komunitas, karena keluarga dan komunitaslah yang paling paham peran yang paling bermanfaat untuk dirinya, yang paling tahu sisi kekuatan dan kelemahan dirinya. Maka sudah saatnya kita mengembalikan kel

REVIEW GLOBAL MATRIKULAS

_Review Global Matrikulasi IIP batch #2_ *MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN* _It takes a Village to raise a CHILD_ _Perlu orang sekampung untuk membesarkan anak_ demikian pepatah dari bangsa Afrika. Dulu, pendidikan dimaknai, dipahami dan dijalankan oleh para keluarga dan komunitas secara berjamaah. Pendidikan adalah sebuah keniscayaan untuk membentuk komunitas yang lebih baik, demikian juga sebaliknya, komunitas memerlukan pendidikan untuk mengangkat derajat posisi peran personal dan komunal yang lebih baik di muka bumi ini serta memuliakan kearifan dan akhlak yang lebih baik bagi generasi selanjutnya. Pendidikan bukan lahir karena adanya komunitas atau masyarakat, justru pendidikanlah yang melahirkan komunitas dan peradaban. Pendidikan adalah tanggung jawab keluarga dan komunitas, karena keluarga dan komunitaslah yang paling paham peran yang paling bermanfaat untuk dirinya, yang paling tahu sisi kekuatan dan kelemahan dirinya. Maka sudah saatnya kita mengembalikan kel

Memulai 0 Km

Sekolah mana yang bisa kaya gini? Kamu mau belajar jurusan apa aja, kamu sendiri yang tentukan. Kamu mau belajar berapa tahun terserah.. kamu mau milih mata kuliah apa aja terserah.. kamu mau milih guru yang mana juga monggo.. mau belajar sendiri atau nyari temen juga boleh. Kamu mau duduk di kelas monggo, lari2 di hutan pun ga akan ada yang melarang. Apakah cukup melihat mendengar, ataukah akan dipraktekkan? Yang akan menilai pun dirimu sendiri. Ga akan ada rangking2an.. karena saya bersaing dengan diri sendiri, apakah saya hari ini lebih baik dari kemarin? Belajar dari nol lagi. Kilometer pertama dimulai dari sini, maka mencoba berkomitmen dengan apa yang saya rencanakan sendiri. Ini yang susah.. tapi bukan berarti tidak bisa. Lalu semacam dapat semangat lagi baca ini: "Menggunakan yang ada, tidak mengada ada apalagi menunggu semua ada." #bangIcal

REVIEW NHW #9

Review NHW#9 Program Matrikulasi IIP Batch #2 Sesi #9 BERUBAH ATAU KALAH Barang siapa hari ini LEBIH BAIK*dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang *BERUNTUNG Barang siapa yang hari ini SAMA DENGAN hari kemarin dialah term I long orang yang MERUGI dan Barang siapa yang hari ini LEBIH BURUK dari hari kemarin dialah tergolong orang yang CELAKA" – HR Hakim Berubah adalah sebuah keniscayaan bagi kita semua, karena kalau anda tidak pernah berubah, maka sejatinya kita sudah mati. Maka dengan membaca Nice Homework #9 ini, kami bangga dengan banyaknya ide-ide perubahan yang sudah teman-teman tuangkan dalam tulisan. Kebayang tidak, andaikata dari seluruh peserta matrikulasi Ibu Profesional ini menjalankan langkah pertama perubahan yang sudah dituangkan dalam ide-ide di NHW#9, akan muncul berbagai perubahan-perubahan kecil dari setiap lini kehidupan. Andaikata hanya 10 % saja yang berhasil menjadikan ide perubahan ini menjadi sebuah gerakan nyata, maka sudah ada sekitar 100 leb

NHW #9

_Matrikulasi IIP batch #2_ _Nice HomeWork #9_ *BUNDA sebagai AGEN PERUBAHAN* ***PETUNJUK PENGERJAAN*** Bunda, kalau sudah menemukan passion (ketertarikan minat ) ada di ranah mana, mulailah lihat isu sosial di sekitar anda, maka belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat. Rumus yang kita pakai : *PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE* Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan. Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur. Sehingga bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri. Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar ki

Materi #9 BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

_Matrikulasi IIP batch #2 sesi #9_ *BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN* Perempuan khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Dari sisi individu untuk menjadi agen perubahan adalah hak semua orang tidak berbatas gender. Karena semua memiliki potensi dasar yang sama berupa akal, naluri dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, dimana keduanya memiliki porsi prioritas yang sama. Keberadaan Ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah, demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan imbas positif pada peningkatan kualitas masyarakat. Maka berkali-kali di Ibu Profesional kita selalu mengatakan betapa pentingnya mendidik seorang perempuan itu. Karena *“mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi”* Maka apabila ada 1 ibu membuat perubahan maka akan terbentuk perubahan 1 generasi yaitu generasi anak-anak kita. Lua

Review NHW8

_Review NHW #8_ _Matrikulasi Ibu Profesional batch #2_ *MISI HIDUP dan PRODUKTIVITAS* Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mengerjakan NHW#7 dengan bersungguh-sungguh. Perbedaan dari orang yang sama-sama belajar itu adalah dari kesungguhannya. Ada yang hanya sekedar menggugurkan kewajiban yang penting sudah mengumpulkan PR dan ada yang memang bersungguh-sungguh mengerjakan untuk menjadikannya “ROAD MAP” dalam kuliah kehidupannya. Maka di NHW #8 ini kita akan melihat bagaimana produktivitas seorang bunda bisa erat berkaitan dengan misi spesifik hidupnya. Pola BE-DO-HAVE yang kita gunakan ini akan membuka mindset kita terlebih dahulu akan sebuah makna produktif, kemudian mengerjakan sesuai dengan jalan hidupnya, dan akhirnya mendapatkan hasil dan pencapaian yang cocok antara kehendak kita dan kehendak Allah. Hal ini akan membuat bunda lebih mantap melangkah, apalagi kalau dihubungkan dengan pertanyaan NHW#8 Pertanyaan di NHW #8 itu saling berkaitan, mari kita simulasikan berrsa

Balekambang: Tanah Lot-nya Ngalam

12-12-16 Terakhir ke sini waktu Farza masih di perut. Waktu itu butuh waktu 3 jam buat bisa sampai sini. Kali ini 2 jam sampai lokasi. Kata ayah sih, ini hasil training Ngalam-Nggalek 3 tahun terakhir. Rame, soalnya pas liburan. Tapi cukup lenggang soalnya ini pantainya paanjaaannnggg dengan pasir putih yang tetap mempesona. Alhamdulillah.. cuaca juga "mebdukung" banget, ga panas, ga hujan.. mendung dan kadang gerimis. Sukaaa. Main di muara sungai, jadi adegan nyeberang dan basah-basahannya bukan di pantainya. Awalnya ga mau, lama-lama ga mau pulang. Haha Main pasir bawa cup es krim+sendok dari rumah, main deh. Bikin kue kata Farza. Nyemplung ciprat2 air, "larung" daun2 udah kaya kapal berlayar. Ada yang praktek "jago melempar" juga. Kaya rabbit+lumpy+roo di buku. *Jalan kaki di pinggir pantai bikin jejak di pasir. Ketemu karang, kerang, kacamata hitam (apa ini?? punya siapa?) *Karena mantai ga afdhol ga makan ikan, ya sudah kita beli ikan bakar. Mau

Haruskan Mendebat "Perbedaan"?

Di kawasan AQIDAH, setiap muslim pasti punya pandangan yang sama. Nah, kalau di kawasan cabang-cabangnya, yang ga ada dalil langsungnya, biasanya ada beberapa pendapat. Nah, di sini kita sepertinya butuh banyak belajar berLAPANG DADA. Selama saudara kita yang berbeda itu punya dasar yang kuat yang dijadikan rujukan, kita ga harus maksain pendapat kita lho. Kalaupun mau mengingatkan, coba pakai cara paling "elegan" untuk menyapaikan uneg-uneg kita. Katanya nih, mengingatkan orang di depan umum itu sama aja membuka aibnya. Nasehat sebagus apapun, susah masuknya kalau pakai cara yang kurang sesuai. Masalah makan "daging yang disembelih tidak dengan menyebut nama Allah" haram, itu bukan lagi khilafilayah. Sudah jelas ada dalilnya di Qur'an. Ga akan jadi perdebatan. Nah, kalau yang beda-beda dikawasan cabang ga usah diutek-utek, apalagi digodog, dibumbui, digoreng. Syaratnya itu tadi, selama saudara kita yang beda di kawasan cabang punya dasar yang kuat, kita jug

NHW#8

DIAWINASIS M. SESANTI_Nice HomeWork #8 MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS PETUNJUK MENGERJAKAN: Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb : a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7) b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE  DO HAVE” di bawah ini : 1. Kita ingin menjadi apa ? (BE) 2. Kita ingin melakukan apa ? (DO) 3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE) c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah: 1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose) 2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan) 3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution) Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH Salam

Materi #8 MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Matrikulasi Ibu Profesional batch #2 sesi #8 MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif. Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta. Be Professional, Rejeki will Follow Tagline Ibu Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya  akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama. “Rejeki will follow’ bisa dimaknai bahwa 

Jadi, Siapa Dirimu???

Jadi ceritanya dulu pernah kuliah. Terus ada matakuliah Psikodiagnostik. Apa itu? Kalau orang awam sih (padahal saya juga bukan orang yang expert di bidang ini), simple-nya berkaitan dengan psikotes. Nah, dulu mah iya aja.. ambil aja mana matakuliah yang dipasarkan. Yang orang Psikologi pasti kenal sama Psikodiagnostik I, II, III, ... dst. Masih inget ga, kita dulu belajar tentang apa di tiap season-nya? Btw, dapat nilai apa dulu bro? #ehh Lalu tadi belajar di forum emak. Bahas PR ttg rejeki, tapi ada hubungannya dg matakuliah di atas. Lha kok bisa? Makanya hayuk ikutan matrikulasi IIP. (Padahal saya aja belum lulus, doakan lulus ya manteman). Langsung ke topik di atas. Masih inget ga, di psikodiagnostik ada materi apa aja? Tes intelegensi? bakat minat? grafis? wartegg? inventori? ayo.. apa lagi? Iyes, ada OBSERVASI dan WAWANCARA diantara sederet alat tes keren di atas. Nah, intinya gini.. keterlibatan orangtua dalam aktivitas anak, bagaimana orangtua mengamati, melihat dan mendeng

REVIEW NHW #7

Review NHW #7 IKHTIAR MENJEMPUT REJEKI Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional _Review Nice Home Work #7_ _[Bunda Produktif]_ *IKHTIAR MENJEMPUT REJEKI* Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, Terima kasih bagi yang sudah mengerjakan NHW#7 ini dengan sangat baik. Melihat satu persatu hasil peta kekuatan teman-teman, maka kami  melihat beragam potensi fitrah yang dimiliki oleh teman-teman yang bisa dijadikan sebagai bekal untuk memasuki ranah produktif. NHW #7 ini adalah sesi *KONFIRMASI*. Dimana kita belajar mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini, apa yang sudah kita baca tentang diri kita dengan tools yang dibuat oleh para ahli di bidang pemetaan bakat. Ada banyak tools yang sudah diciptakan oleh para ahli tersebut, diantaranya dapat dilihat secara online di  www.temubakat.com http://tesbakatindonesia.com/ www.tipskarir.com dan masih banyak lagi berbagai tes bakat online maupun offline yang bisa kita pelajari. Kita menempatkan tools-t

Balita Baca Qur'an

Dahulu kala... zaman kertas masih langka, apalagi rekaman murottal yang mengalun indah seperti zaman sekarang, konon katanya anak-anak muslim di masa itu sudah hafal Qur'an. Bukan hanya yang hidup di Arab ya, tapi yang bahasa kesehariannya bukan arab. Penasaran ga sih, gimana cara mereka belajar? Apakah anak-anak itu mondok di usia balita? atau ikut TPQ sejak lahir? Kalau cerita salah satu ustadz, ibu lah yang paling berperan di kehidupan para ulama seperti Imam Syafi'i, Imam Bukhari, dst. Pagi sore diperdengarkan ayat-ayat Qur'an. Biarkan mereka menirukan. Bukan untuk menghafal, tapi targetnya  "membaca". Ga usah lama-lama, 10 menit pagi sore misalnya. Jika dimulai usia 2 tahun, usia 5-6 tahun sudah khatam baca Qur'an. Cara ngajarinnya? Bukan baca seperti belajar alif ba' ta', ya.. tapi seperti Malaikat Jibril mengajarkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Hamparkan mushaf di depan anak, pangku anak lalu bacakan pelan-pelan sambil ditunjuk ayatnya.

Ditolak? Situ nembak siapa?

Entah sejak kapan kata "ditolak" identik dengan gaya hidup remaja labil yang nembak pake kembang. Betewe, di pinggir jalan lagi musim jual kembang loh! Ada yg masih tangkai, ada juga yang dipotong-potong. Agak sensi soal kembang, mungkin karena terakhir dapet kembang pas wisudaan. ;-) #kode pak Ariyanto, mau kembang apa coklat? Jadi istilah ditolak ini beraneka macam bentuknya. Misalnya, emak masakin anaknya..eh anaknya habis makan biskuit satu toples, alamat nasi sayur istimewa di piring bakalan mangkrak. Oh tidaak.. masakanku ditolak. Galau.. ?besok ga masak lagi? Contoh lain, udah nyiapin mandi milihin baju kece buat si batita. Habis mandi ada yang bongkar lemari milih sendiri kaos pesawat. Hahaha.. kalau lagi sensi sih bisa ngamuk si emak ini. Kalau ada yg nawarin dagangan, terus kita lagi pas ga butuh kan ya wajar nolak. Namanya manusia.. Penolakan manusia itu wajar, sis. Tambah ke sini jadi belajar toh. Oiya, kalau mau anaknya banyak makan, cemilannya ngumpet dulu.

Doodleart Gratis???

Pernah bikin doodle? Bagi sebagian orang, ini kerjaan orang yang ga punya kerjaan. Mungkin iya. Saya memilih kerjaan ini karena saya ga hobi ngemil, kalau makan sih masih hobi 3x sehari. Mau jahit bisanya jahit tangan dan itu cukup menguras emosi, boleh lah kalau sesekali tapi sepertinya saya tidak cocok kerja di jarum (opo iki???). Mau masak rasanya cukup pagi sore, itu pun levelnya masak tumisan, sayur sop, atau bikin sambel. Jangan tanya kerjaan emak yang lain, seperti nyuci, nyapu, dsb..itu sudah masuk list tiap hari. Tahu rasanya bikin doodle? coba aja sendiri. Satu dua sehari masih oke, lebih dari itu bisa rabun plus puyeng. Saya mencoba realistis, untuk jadi pro di hal ini (pilar ke 3) saya masih butuh pondasi di 2 pilar utama. Apa itu pilar-pilarnya? Yuk ikutan IIP (malah jadi provokator). Thats why.. saya ga me"nominal"kan dulu kalau ada yang minta dibuatin doodle. Anggap lah ini proses saya belajar sesuatu yg saya sukai. Berharap aktivitas ini benar-benar masuk