Langsung ke konten utama

Berkenalan dengan Gentle Birth

Alhamdulillah, akhirnya Wistara #2 launching di akhir Ramadhan tahun ini. Berhubung kehamilan pertama telah terlewati 4 tahun lalu, jelas sudah banyak lupa bahkan perlu remidi di kehamilan kedua ini.

Berharap menjalani kehamilan yang lebih baik, kenalan dengan gentle birth ternyata membuat bahagia. Bidan tempat saya periksa di Malang menyarankan mampir ke www.bidankita.com, ternyata ada banyak banget ilmu yang bisa diakses di sini. Berhubung tak selalu bisa fokus membaca setiap hari (padahal online juga), akhirnya ketemu juga dengan buku Bidan Yessi yang warna pink saat jalan-jalan ke toko buku. Meskipun ada banyak buku lain seputar hamil dan melahirkan, tapi buku ini memuat banyak ilmu yang aplikatif selama masa hamil dan persiapan melahirkan. Mengingat keterbatasan di kehamilan kedua ini, tak melulu soal me-time, tapi juga kakak-time jadi dipilihlah aktivitas yang simple bisa dilakukan bareng kakak: jalan pagi, relaksasi, juga mengatur pola makan serta istirahat, dan paling penting PDKT pada Pemberi amanah anak pada kami. Aktivitas simple, tapi istiqomah yang jadi tantangan.

Semakin ke sini, ketemu juga dengan IG @bidankita yang ternyata memuat banyak ilmu. Seperti tagline yang biasa disebut bidan Yessi, 'knowledge is power'. Di sini juga berjumpa info tentang birthing ball, dari ukuran, kualitas, hingga penggunaannya.  Alhamdulillah posisi bayi sudah oke di pekan ke 34 sehingga berani memboyong si bola sebagai pengganti kursi ke rumah. Ternyata nggak rugi, benar-benar nyaman duduk di atas birthing ball sambil doodling di pekan-pekan terakhir menuju hari H. Dan tentu saja jadi salah satu pilihan saat menunggu pembukaan lengkap di rumah sakit. Kini saat baby Fariza sudah lahir, birthing ball kembali keluar kotak dan menemani saat mengayun atau menyusui.

Alhamdulillah persalinan lancar, sempat membuat birthplan yang nyaman versi saya pribadi. Ada yang terwujud, ada juga yang tidak disetujui oleh provider. Tapi terasa sekali bedanya kehamilan pertama dan kedua, dengan belajar alhamdulillah lebih percaya diri melewati proses hamil dan melahirkan. Tentu saja hasil akhirnya tetap tawakal pada Allah SWT.

***
Diawinasis M Sesanti
Tgk, 26 Juni 2018

Komentar

  1. Gentle birth bikin ketagihan melahirkan ��. Barakallah bunda wistara, semoga lancar menyusuinya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jejak Ki Hadjar Dewantara di Hardiknas 2024

 Siapa nama pahlawan nasional yang hari lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional? Pasti kalian sudah hafal di luar kepala. Beliau yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat hingga akhirnya berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara di usia 40 tahun. Anak ke-5 dari 9 bersaudara yang memiliki keteguhan dalam memperjuangkan idealisme sepanjang hidupnya.  Kisah beliau seolah tak asing, seperti menonton perjalanan seorang changemaker yang bermula dari tumbuh suburnya empati. Meskipun lahir dari keluarga ningrat, Soewardi menangkap diskriminasi tentang hak pendidikan yang hanya dinikmati oleh keluarga priyayi dan Belanda. Sementara rakyat pribumi yang merupakan teman-teman bermainnya di masa kecil tak bisa mengakses fasilitas sekolah yang dibuat Belanda di zaman itu. Soewardi muda belajar di Yogyakarta, hingga berlanjut di STOVIA meskipun tidak sampai lulus. Tentu saja ini berkaitan dengan perjuangannya sebagai "seksi media" di Budi Utomo, menyebarkan tulisan yang ber...