Langsung ke konten utama

Jurnal 2.7: Refleksi Belajar

REFLEKSI DI TEPI DANAU

Alhamdulillah sampai pada pekan ke-7 tahap ulat-ulat. Saatnya menggelar tikar di pinggir danau, sambil menikmati coklat panas.

BONGKAR ISI KERANJANGMU, KLASIFIKASIKAN MAKANANMU!

Kali ini kami diminta untuk membuka kembali keranjang setelah berkeliling di hutan pengetahuan. Masya Allah, ternyata banyak sekali yang sudah didapatkan mulai pekan pertama hingga ketujuh ini. Hasil belanja pengalaman saya kumpulkan di sini.


REFLEKSI BELAJAR




Ternyata saya lebih fokus belajar di satu topik utama, Talents Mapping dibandingkan dengan topik lain yang ada di peta.


REFLEKSIKAN KE PETAMU



Apakah makanan yang kudapatkan sudah sesuai dengan kebutuhan makanan yang ada di petaku?

Alhamdulillah sebagian besar rencana belajar di peta sudah saya dapatkan. Bahkan lebih kaya untuk topik fitrah bakat (talents mapping).

Mana yang lebih banyak kudapatkan selama berkelana di hutan pengetahuan, makanan utama atau cemilan? Mengapa?

Alhamdulillah makanan utama yang lebih banyak saya dapatkan. Sebenarnya ada banyak sekali topik menarik di luar makanan utama, tetapi sebisa mungkin saya merapal mantra "menarik tapi tidak tertarik". Belum sepenuhnya berhasil sebenarnya, tetapi lumayan mengurangi FOMO.

Apa yang membuatku bahagia belajar di hutan pengetahuan? Mengapa?

Pengalaman belajar yang seru. Berbagai fasilitas diberikan di kelas Bunda Cekatan:  mulai belajar sendiri di pekan 1, berbagi apa yang kita suka+bisa, berlajar bersama teman-teman dengan topik yang sama, keluar menemukan teman baru, saling berbagi makanan untuk teman meskipun berbeda yang dipelajari.

Apa strategi belajar yang kurasakan berhasil selama di hutan pengetahuan?
Apa yang harus kutingkatkan lagi?

Alhamdulillah saya bisa menemukan makanan utama dari setiap topik yang saya tentukan di peta belajar.

Alhamdulillah berbagai cara belajar sudah dicoba. Namun saya perlu waktu khusus untuk mencerna dengan baik, menuangkan kembali hasil belajar dalam bentuk coretan agar lebih mudah dalam mengingat.
Saya juga lebih nyaman belajar sedikit namun tuntas daripada banyak tetapi hanya setengah-setengah.



Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung. Yaitu orang-orang yang hari ini lebih baik dari kemarin, dan esok hari lebih baik dari hari ini. 

Diawinasis M. Sesanti
3119331323
IP Malang Raya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengecap Memakai Kunyit

Sudah mampir ke postingan sebelumnya tentang membuat DIY finger paint ? Nah, cat ini tidak hanya untuk melukis dengan jari tetapi juga bisa dipakai untuk mengecap. Karena temanya masih tanaman obat, jadi mengecapnya pakai kunyit. Sediakan satu ruas kunyit, kemudian potong ujungnya agar rata. Bisa dibiarkan (tetap berbentuk lingkaran) langsung dipakai untuk mengecap atau bisa juga dibentuk dahulu (bunga, bintang, clover, dst) sebelun digunakan. Gunakan kertas kosong kemudian biarkan anak bebas mengekspresikan imajinasinya. Atau bisa juga pakai worksheet berikut. Worksheet mengecap huruf A Worksheet mengecap dan menghitung

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Tutorial DIY Puzzle

Masih dalam rangka menjawab tantangan belajar tentang tanaman obat. Setelah dongeng, anak-anak pasti tidak akan menolak diajak main. Kira-kira main apa ya yang masih berkaitan dengan tanaman obat? Masih dengan aksi nekat membuat coretan (karena ke percetakan kudu bayar, Mak!), saya pun membuat puzzle sendiri dengan alat bahan sederhana yang ada di rumah. *Alat & bahan: - 2 lembar kertas polos ukuran A3.  Ukuran bisa disesuaikan kebutuhan(lebih besar/kecil). - Kardus - Alat gambar (spidol, cat air, atau lainnya) - Pensil dan penghapus - Lem atau doubletape - Gunting - Penggaris *Cara membuat: - Buat gambar utuh di salah satu kertas, misalnya gambar pohon. Bagaimana jika tidak bisa menggambar? Browsing gambar dengan resolusi baik, kemudian cetak. - Beri garis warna-warni atau tanda di tepian kertas. Optional, bisa dilewati. Hal ini untuk memudahkan anak menyusun puzzle. - Lipat gambar sesuai jumlah puzzle yang diinginkan. Misalnya 12 puzzle, lipat menjadi 3*4 bagian