Langsung ke konten utama

Doa di Balik Sebuah Nama

Salam kenal, nama saya ...

Setiap kali bertemu lingkungan baru, kalimat ini sering saya ucapkan. Dan umumnya akan muncul umpan balik seperti ini:

"Siapa tadi, boleh diulang?"
"Unik ya, Jawa banget namanya."
"Terus dipanggilannya apa?"
"Artinya apa itu?"
"Maaf, Anda non muslim?"



Risiko memiliki nama yang berbeda dengan kebanyakan orang, ya seperti ini. Dulu sewaktu kuliah saya selalu ditanya arti nama oleh setiap dosen yang baru membaca nama saya di daftar kehadiran. Jika dibuat rumus, mungkin  ini yang cocok y=x+n, dengan y=pertanyaan arti nama, x=orang/lingkungan baru, n=perkenalan.

Apakah Anda juga memiliki pertanyaan yang sama saat mendengar nama saya?

Singkat kata, nama saya memang dibuat berbeda oleh Bapak. "Biar tidak tertukar," sekilas jawaban beliau saat saya tanya mengapa. Bahkan nama kakak perempuan saya lebih unik lagi. Ada yang penasaran?

"Apalah arti sebuah nama, andai kau mengganti nama mawar ia tetap akan wangi," begitu kata Shakespeare. Tapi tidak bagi saya. Nama adalah satu hal yang sangat penting, karena di dalamnya terdapat doa terbaik orangtua untuk sang anak. Dan inilah hadiah dari orangtua saya yang telah saya gunakan selama hampir 30 tahun kehidupan saya.

Diawinasis Mawi Sesanti

Dia: dia, ada kata 'di' bermakna dua yang berarti anak kedua.

Winasis: dari kata wasis berarti pandai, seselan -in- pada winasis berarti yang diberi kepandaian.

Mawi: mawa berarti dengan sarana

Sesanti: doa, semboyan, pujian.

Secara keseluruhan berarti dia anak kedua yang diberikan kepandaian dengan sarana doa. Dengan kata lain, belakangan saya memaknai segala kepandaian (dan segala yang ada pada diri ini) dalah perwujudan dari doa dan harapan terbaik kepada Allah Ta'ala.

Umumnya orang Jawa akan memakai kata Widya untuk anak perempuan, maknanya hampir sama dengan Wasis yang jarang digunakan (jika ada, biasanya untuk nama laki-laki). Bisa jadi karena Bapak mengharap anak laki-laki setelah anak pertamanya juga perempuan.Tak heran jika kadang ada yang bertanya, "Diawinasis ini laki-laki atau perempuan?" Jika hanya membaca nama tanpa bertemu muka.

Saat mendengar cerita kelahiran saya dari kakak, sedikit banyak saya mengambil benang merah betapa luar biasa kuasa Allah Ta'ala atas diri saya. Sekaligus menguatkan makna nama yang saya sandang selama ini. Saya lahir dengan proses yang cukup sulit karena macet bahu, bahkan tak ada tangisan bayi merah sesaat setelah melewati jalan lahir. Menurut penelitian kondisi seperti ini sangat berisiko terhadap tumbuh kembang fisik maupun psikis di masa mendatang.

Saya yang saat ini masih sehat dan waras adalah wujud Kebesaran Allah Ta'ala. Bisa jadi inilah cara-Nya memeluk doa dan harapan orangtua saya dalam nama yang beliau sematkan.

Sementara nama Dimase yang sering saya pakai, tak lain adalak akronim dari Diawinasis Mawi Sesanti itu sendiri. Saya sangat bersyukur dengan nama ini. Dengannya saya merasa unik, ibarat produk special edition yang tidak ada duanya.

Salam kenal sekali lagi. Sekarang giliranmu berbagi apa arti namamu di kolom komentar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jejak Ki Hadjar Dewantara di Hardiknas 2024

 Siapa nama pahlawan nasional yang hari lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional? Pasti kalian sudah hafal di luar kepala. Beliau yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat hingga akhirnya berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara di usia 40 tahun. Anak ke-5 dari 9 bersaudara yang memiliki keteguhan dalam memperjuangkan idealisme sepanjang hidupnya.  Kisah beliau seolah tak asing, seperti menonton perjalanan seorang changemaker yang bermula dari tumbuh suburnya empati. Meskipun lahir dari keluarga ningrat, Soewardi menangkap diskriminasi tentang hak pendidikan yang hanya dinikmati oleh keluarga priyayi dan Belanda. Sementara rakyat pribumi yang merupakan teman-teman bermainnya di masa kecil tak bisa mengakses fasilitas sekolah yang dibuat Belanda di zaman itu. Soewardi muda belajar di Yogyakarta, hingga berlanjut di STOVIA meskipun tidak sampai lulus. Tentu saja ini berkaitan dengan perjuangannya sebagai "seksi media" di Budi Utomo, menyebarkan tulisan yang ber...

Jejak Bahagia RD 2023

 Bismillahirrahmanirrahim...  Sepertinya sudah terlalu lama saya tidak menulis di blog ini. Tiba-tiba 2023 sudah sampai di penghujung Desember, jadi kita akan langsung membuat selebrasi atas perjalanan setahun ini bersama Rinjing Destock.  Video Pecha Kucha & Ebook Story Of Success RD 2023 Video Portofolio RD 2023 di YouTube Rinjing Destock Garis besarnya sudah saya rangkum di Video Pecha Kucha: Portofolio RD 2023 yang bisa kalian simak di sini .  Selain video, kami juga membuat rangkuman perjalanan dalam bentuk e-book. Dari susunan tata letak /layout ebook ini saya belajar banyak menerapkan prinsip-prinsip desain. Bagaimana agar warnanya kontras, bagaimana agar informasi penting dapat diberi penekanan, bagaimana menerapkan keseimbangan, dst. Belum sempurna memang, tetapi sedikit banyak saya merasa ada progress dibandingkan dengan ebook sebelumnya yang pernah saya susun.  Saat menyusun ini, rasanya campuran antara bahagia, lega, bangga, lelah, heran juga RD ...