Langsung ke konten utama

Jurnal Zona Agility

Bismillahirrahmanirrahim, 


Selamat datang di tahun baru 2021. Setelah liburan, mari kita kumpulkan kembali semangat yang sempat tercecer di kampung halaman. #eh


Pekan ini kita masuk ke Zona Agility. Apa pula itu? 


Agility= kelincahan

Kalau kata Cambrigde Dictionary

ways of planning and doing work in which it is understood that making changes as they are needed is an important part of the job. 


Intinya, mampu nggak sih kita beradaptasi dengan tantangan baru yang datang dadakan? 


Jika awalnya kita tidak tahu kapan DL setor jurnal, apakah tetap mengerjakan jurnal? Jika tiba-tiba deadline yang awalnya Selasa jam Cinderella berubah menjadi Sabtu jam 15.59 WHP, apakah bisa setor tepat waktu? Contoh sederhananya ini yang kami alami sebagai Hexagon ia di pekan ini. 


Jika sebelumnya jurnal adalah tugas pribadi dan atau tugas Co-Housing, maka pekan ini tugas jurnal adalah bersama satu Cluster. 


Sasana Upangga (CH Desain) punya strategi sendiri, setelah Founding Mother memberi materi sebelum liburan kami langsung ngobrol tentang mastermind dan false celebration sebelum materi menguap saat liburan akhir tahun. Alhamdulillah ini benar-benar berguna saat kelas kembali dimulai, maka kami tinggal melihat ulang dan melengkapi yang ada kemudian memasukkan ke dalam template yang disediakan. 


Begitu juga saat template personal agility rilis, kami mengerjakan bersama dengan suasana yang semi santai diiringi stiker-stiker WA yang kami buat sendiri dari desain passion to profession di CH Desain. Hal receh semacam ini cukup membuat mood warga kembali naik. Lulus bunpro semakin produktif apa? Membuat stiker WA akan menjadi salah satu jawaban saya sepertinya. 


Berikutnya kumpulan Personal Agility serta lembar Mastermind dan False Celebration CH-3 Desain dikumpulkan di forum Cluster The Magnificent Seven bersama 6 CH lain. Kami sepakat untuk mempercayakan diskusi para CH Leader saja sebagai penyambung aspirasi warga. Kami mengumpulkan kebutuhan tiap CH, merumuskan tujuan yang ingin dicapai bersama. Barulah kemudian Cluster Leader memetakan potensi warga dari kumpulan lembar PA. 


Alhamdulillah Jumat (08/1/2021) kami bisa meet up warga satu Cluster TMC membahas jurnal serta cerita tentang PP tiap CH. Wah, keren banget perjuangan para hexagonia tetangga satu Cluster. Ada yang personilnya tinggal 6 orang dan membuat penyederhanaan PP, ada yang terpisah zona waktu, dan macam-macam tantangan lainnya. 


Bicara tentang saling support antar Co-Housing, CH kami sedang membuka jasa Desain di Hexalink. Kami mulai dibanjiri pertanyaan konsumen. Bagi yang ingin belajar desain, akhirnya kami arahkan ke CH Desain 1 dan 2 yang akan membuat workshop desain. 






Sticker WA made by Sasana Upangga

Pertemuan Cluster TMS

Jumat, 08/01/2021

Alhamdulillah, sementara tantangan di Hexagonal City dapat kami lalui. Tetap semangat! 


Malang, 08 Januari 2021

Diawinasis M. Sesanti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jejak Ki Hadjar Dewantara di Hardiknas 2024

 Siapa nama pahlawan nasional yang hari lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional? Pasti kalian sudah hafal di luar kepala. Beliau yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat hingga akhirnya berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara di usia 40 tahun. Anak ke-5 dari 9 bersaudara yang memiliki keteguhan dalam memperjuangkan idealisme sepanjang hidupnya.  Kisah beliau seolah tak asing, seperti menonton perjalanan seorang changemaker yang bermula dari tumbuh suburnya empati. Meskipun lahir dari keluarga ningrat, Soewardi menangkap diskriminasi tentang hak pendidikan yang hanya dinikmati oleh keluarga priyayi dan Belanda. Sementara rakyat pribumi yang merupakan teman-teman bermainnya di masa kecil tak bisa mengakses fasilitas sekolah yang dibuat Belanda di zaman itu. Soewardi muda belajar di Yogyakarta, hingga berlanjut di STOVIA meskipun tidak sampai lulus. Tentu saja ini berkaitan dengan perjuangannya sebagai "seksi media" di Budi Utomo, menyebarkan tulisan yang ber...