Langsung ke konten utama

Jurnal Zona Open Space (Xtramiles) Pekan 3

 Bismillahirrahmanirrahim, 


Virtual Confrence Hexagon City sudah berakhir. Wah, luar biasa dalam sekian jam slot speaker langsung habis setelah dibuka di pekan ketiga. Antusiasme peserta pun tak kalah meriah. 


Di pekan ini saya memilih menjadi bumblebee, menjadi tim hore di sana-sini memberikan dukungan pada teman-teman yang tampil. Meskipun tidak semua, karena keterbatasan. 


Lutfi Hidayati Fauziyah (20/02) tentang Potensi Anak bisa ditonton rekamannya di sini

Mbak Lutfi ini teman seangkatan di Psikologi UIN Maliki, dan sekelas lagi saat di Bunda Produktif. Membahas multiple intelligence yang dimiliki oleh setiap anak. 

Lintang Gumilang (19/02) tentang Penyintas Covid dapat disimak di sini

Mbak Lintang adalah teman satu regional di IP Malang Raya. Dan saya baru tahu beliau adalah penyintas Covid-19. Semoga sehat-sehat terus mbak Lintang, ikutan terharu saat beliau cerita pengalamannya. 

Lailie Sawie A. tentang Perencanaan Desain Rumah dapat dilihat di sini

Mbak Lel, tim di Co-Housing 3 Desain (Sasana Upangga). Meskipun sempat terkendala sinyal, saya sempat menyimak bagaimana tips merancang rumah dari kakak Arsitek ini. 

Hannat Suaida (20/02) tentang Komunikasi Efektif saat Mengajar di sini

Mbak Hannat membagikan pengalamannya mengajar dengan menerapkan komunikasi yang efektif. 


Sarah Mukti (18/02) Tentang Water Color di sini

Dari Mbak Sarah, saya cuci mata dengan karya-karya kece dari cara air. Ada bonus ebook belajar juga di IG @bunafah. Jadi kangen main kuas. 


Sabila Afifi (19/02) Tentang Mood Board ada di sini

Mbak Fifi yang juga CH Leader di Cluster TMS, berbagi tentang membuat Mood board. Kombinasi warna, bentuk, tekstur, dan elemen-elemen pendukung yang dipakai dalam sebuah desain. Asik banget belajar desain kalau mentornya kayak gini. 

Syafi'ah (17/02) Tentang Doodling Robot

Yang digunakan platform zoom sehingga tidak bisa ditonton ulang di media sosial Hexagon City. Tetapi ada video tutorial dari mbak I'ah yang juga Cluster Leader TMS membuat robot sederhana yang bisa membuat coretan. 


***
Saat berdiskusi di CH, ada beberapa yang disimak juga oleh teman-teman satu CH. Yaitu mbak Lailie, mbak Sarah, dan mbak Fifi. Dan karena jurnal extramiles, ada yang memilih untuk skip setoran di pekan ini. 

***

Testimoni dari mbak Astri - Jogja (non-IP) seputar Virtual Confrence dapat disimak di sini. Beliau teman warga CH-3 Desain yang juga seorang yang memiliki passion menggambar. 
Testimoni dari mbak Astri-Jogja


***

Pagi ini ada kejutan lagi dari Hexagon City, saat membuka email.. Ada sertifikat bagi speaker VC kemarin. Wah... Alhamdulillah. 
Sertifikat untuk Speaker
***

Jujur saja, banyak sekali yang saya dapatkan selama berada di Hexagon City (Bunda Produktif). Berikut beberapa poin yang saya rasakan berubah saat sebelum dan setelah berada di Hexagon City:

1. Belajar memilih dan bertanggung jawab dengan passion. Bukan sekedar coba-coba. Tidak mudah memang selama sekian bulan menekuni satu hal saja, tapi dengan modal passion dan reaponsibility ternyata sekian bulan itu sangat singkat. 

2. Belajar menjadi bagian dari tim. Bagaimana menjalin hubungan dengan orang baru, menemukan potensi masing-masing, memilih peran, kapan sebagai leader-follower. Pasti ada konflik, dari sini kami belajar manajemen konflik. Ngobrol receh dan humor sederhana itu penting untuk menjaga kewarasan bersama. Wah... Saat saya menjadi pengurus regional, poin-poin ini tinggal diterapkan sesuai kebutuhan. 

3. Belajar tentang produktivitas. Bukan hanya tentang uang, tetapi dapat berupa bentuk manfaat lainnya. Meskipun belajar tentang desain, tetapi kami juga belajar bicara dengan customers, belajar promosi, belajar jualan, belajar membuat strategi project dan bisnis. 

4. Belajar untuk berani berbagi. Sesuai dengan value Ibu Profesional: belajar, berkembang, berkarya, berbagi, dan berdampak. Seperti kita tahu, jika di:
bunsay identik dengan belajar
Buncek identik dengan berkembang
Bunpro identik dengan berkarya
Maka virtual Confrence ini adalah kesempatan untuk menjadi seorang yang bahagia berbagi. 

Wah, tampaknya akan panjang sekali curhatan seputar Hexagon City apalagi menuju pekan-pekan akhir di kelas Bunda Produktif. 

Alhamdulillah.. Semoga terus semangat mengakhiri kelas, menjadi bahan bakar baru menuju kelas berikutnya. 

Malang, 23-02-2021
Diawinasis M. Sesanti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengecap Memakai Kunyit

Sudah mampir ke postingan sebelumnya tentang membuat DIY finger paint ? Nah, cat ini tidak hanya untuk melukis dengan jari tetapi juga bisa dipakai untuk mengecap. Karena temanya masih tanaman obat, jadi mengecapnya pakai kunyit. Sediakan satu ruas kunyit, kemudian potong ujungnya agar rata. Bisa dibiarkan (tetap berbentuk lingkaran) langsung dipakai untuk mengecap atau bisa juga dibentuk dahulu (bunga, bintang, clover, dst) sebelun digunakan. Gunakan kertas kosong kemudian biarkan anak bebas mengekspresikan imajinasinya. Atau bisa juga pakai worksheet berikut. Worksheet mengecap huruf A Worksheet mengecap dan menghitung

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Tutorial DIY Puzzle

Masih dalam rangka menjawab tantangan belajar tentang tanaman obat. Setelah dongeng, anak-anak pasti tidak akan menolak diajak main. Kira-kira main apa ya yang masih berkaitan dengan tanaman obat? Masih dengan aksi nekat membuat coretan (karena ke percetakan kudu bayar, Mak!), saya pun membuat puzzle sendiri dengan alat bahan sederhana yang ada di rumah. *Alat & bahan: - 2 lembar kertas polos ukuran A3.  Ukuran bisa disesuaikan kebutuhan(lebih besar/kecil). - Kardus - Alat gambar (spidol, cat air, atau lainnya) - Pensil dan penghapus - Lem atau doubletape - Gunting - Penggaris *Cara membuat: - Buat gambar utuh di salah satu kertas, misalnya gambar pohon. Bagaimana jika tidak bisa menggambar? Browsing gambar dengan resolusi baik, kemudian cetak. - Beri garis warna-warni atau tanda di tepian kertas. Optional, bisa dilewati. Hal ini untuk memudahkan anak menyusun puzzle. - Lipat gambar sesuai jumlah puzzle yang diinginkan. Misalnya 12 puzzle, lipat menjadi 3*4 bagian