Langsung ke konten utama

Story For Change

 Bismillahirrahmanirrahim, 


Memasuki challenge berikutnya di Ekosistem Ibu Pembaharu. Membaca dan membuat story for change. Belajar dari cerita Ibu Septi, dan Mbak Ara seputar perubahan yang telah dilakukan. 







Perjalanan Tim RD di Ekosistem Ibu Pembaharu masih berlanjut. Senin (11/4) kemarin kami kembali bertemu Ibu Septi & para leader tim lain untuk membahas "Story for Change".


Apa itu?

Bagaimana cara membuatnya?

Apakah ada contoh Story of Change yang bisa kami pelajari?


Tentu saja semua dibahas lengkap dalam waktu yang terbatas di forum ini.


Yang tak kalah seru, para leader juga diberi kesempatan untuk "bercerita" di grup kecil selama 15 menit. Tim @rinjingdestock berkesempatan ngobrol bertukar insight dengan leader tim @klikmom.id dan @untukmu.bunda membahas tentang: 


✅ apa yang kami rasakan, 

✅ perubahan apa yang ingin kami capai, 

✅serta bagaimana langkah kami meraihnya.


Para leader dilatih untuk fokus pada topik. Jika ada hal menarik tetapi keluar konteks, maka saatnya mengeluarkan mantra "menarik tetapi tidak tertarik". Skill ini penting bagi para leader saat obrolan di tim mulai keluar jalur.

Setiap ketemu Ibu @septi.peni pasti ada kejutannya. Yap, tantangan kali ini adalah membuat Story for Change tiap tim. Tapi tenang, InsyaAllah masih ada narasumber berikutnya, lho!



~ Story for Change Ara Kusuma ~ 


Tidak semua orang bisa belajar langsung dari Kusuma Dyah Sekararum atau yang lebih familiar kita kenal dengan mbak Ara Kusuma. Dan pada Selasa lalu (12/04) seluruh member tim yang masuk ke Ekosistem Ibu Pembaharu mendapatkan banyak insight seputar story for change dari beliau. 


*Apa itu story for change?* 

Story: cerita

Change: berubah

Cerita tentang aksi perubahan yang telah dialami sehingga dapat menginspirasi orang lain untuk ikut bergerak. 


Pada kesempatan ini, Mbak Ara membagikan pengalamanannya dalam Moo's Project dan AHA project. Mulai dari latar belakang identifikasi masalah, prosesnya, funding, serta tantangan di dalamnya. 


Sebelum membuat cerita, kita perlu menentukan siapa target audience. Sehingga bahasa yang disajikan sesuai dan pesan bisa diterima. Barulah kita tentukan apa pesannya, rasa yang ingin ditinggalkan, serta konversi apa yang kita inginkan dari pembaca. Konsep ini mirip seperti proses membuat copywriting dengan konsep piramida AIDA. Hanya saja dikemas dalam bentuk cerita.


Mbak Ara juga menceritakan proses pembuatan e-book Moos Project yang dibagikan gratis untuk anak-anak seluruh dunia. Bahkan yang gratis pun dibuat dengan penuh kesungguhan. 

Nah, saatnya tantangan untuk seluruh tim di Ekosistem Ibu Pembaharu: membuat story for change! Siap membaca taburan kisah para changemaker?



Story For Change Tim RD khususnya saya pribadi bisa dibaca di link berikut:

https://online.fliphtml5.com/bwcei/euwn/#p=11


Diawinasis M. Sesanti

Malang, 14 Mei 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapata...

Setiap Kita Istimewa

"Setiap kita diciptakan istimewa, unik, dan satu-satunya. Tidak ada produk gagal dari setiap ciptaan Allah SWT." Demikian kalimat yang sering didengungkan, namun bukan perkara mudah meyakininya hingga mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Karena di luar sana banyak kalimat yang tak kalah sakti memupus harap hingga kita tak yakin lagi bahwa kita istimewa. "Mengapa kamu tak bisa juara kelas seperti mbak X?" "Mas A sudah diterima PTN favorit, kamu gimana?" "Si Y bisa beli rumah, mobil, tanah, dan investasi lain lho.. Nggak kaya kamu." Dibandingkan. Satu hal yang paling sering membekas dan menjadi inner child yang belum selesai bahkan setelah status berubah menjadi orangtua. Guratan kecil yang tanpa sadar dapat memudarkan pendar cahaya dari sisi unik setiap diri manusia. Tak ada yang salah dengan perbandingan. Bukankah mengukur itu memakai perbandingan besaran dan satuan? Hanya saja perlu memastikan, saat mengukur besaran panjang satuannya pun ...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...