Langsung ke konten utama

Design Thinking : PC, Emisol

*Apa itu PC (Personalized Curriculum) ?*

Kurikulum yang dirancang berdasarkan kebutuhan pengembangan dan penajaman potensi fitrah anak tanpa bermaksud menyeragamkannya.
Kenapa terpersonalisasi ?
Karena setiap anak itu unik.

*Bagaimana membuat PC?*

Tentunya visi misi pendidikan sudah harus clear dulu, temukan filosofi pendidikan keluarga, mau dibawa kemana pendidikan anak-anak kita.

Meyakini bahwa Allah (sbg sang pencipta anak kita) telah menanamkan ''fitrah'' dalam diri setiap makhluk ciptaanNya, tugas kita sebagai orang tua adalah menggali, menemukan dan mengasah ''keunikan'' anak tersebut dan mengantarkannya agar semakin dekat dengan peran spesifik hidup anak.

Setelah ''clear & clarify'' , maka salah satu teknik yang bisa digunakan dalam menyusun PC anak adalah; 'design thinking'.

Teknik ini biasa digunakan seorang Arsitek untuk
membuat solusi kreatif
merancang sebuah produk/karya berdasarkan kebutuhan/impian usernya,

Nah... mari kita menjadi Arsitek Peradaban.
Tahapan yang dilakukan;
disebut EMISOL (empati, imajinasi, solusi)

🌀Emphatize = melakukan pemetaan atas seluruh potensi fitrah melalui observasi & engagement (mengamati dan terlibat).
observasi (dengan interview atau bertanya, melihat langsung aktivitas anak), outputnya adalah ortu akan tahu karakteristik anaknya sendiri baik itu tentang keunikannya, kekuatan, kelemahan, hobi, sifat dll.
pengamatan dilakukan secara seri dengan keterlibatan, lakukan dengan hati, turunkan ekspektasi dan ambisi pribadi terhadap anak.

🌀Imagination = proses mengolah/mengimajinasikan, dari hasil observ ditarik benang merah dan kebutuhan anak secara komprehensif untuk kemudian dituangkan ke dalam scope of development statement (potency & problem statement), kalau saya lebih senang membuatnya dalam bentuk profiling anak. Gambar contoh profiling anak ada di akhir tulisan ini.

🌀Solution = menyusun prototipe (prototype) proses aktivitas yang dilakukan sesuai dengan gagasan-gagasan yang muncul. dalam tahapan solusi ini juga munculkan test dan feedback melalui mastermind untuk mengkonfirmasi penilaian anak sesuai perspektif mereka.

Referensi :
Buku Fitrah Based Education, Penulis Harry Santosa

***
Sumber: WAG Kelas Bunda Sayang#1 MRJatseLa by Bunda Lina (Fasilitator)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...