Langsung ke konten utama

Kuncinya Ada Pada Diriku

Komunikasi Produktif, satu hal yang saya pelajari sejak masuk di kelas Bunda Sayang #1 MRJatseLa. Artinya, sejak awal tahun saya mulai berkenalan dan berlatih sepotong demi sepotong di setiap harinya karena komunikasi adalah hal yang tak pernah lepas dari keseharian. Tetapi rasanya saya belum pernah benar-benar "lulus" mempraktekkan komunikasi produktif. Masih perlu latihan lagi, lagi, dan lagi.

Semua komunikasi produktif bermula dari diri kita sendiri.

Maka mengenali diri adalah cara pertama yang efektif untuk bisa berkomunikasi dengan produktif. Berkaca dari camilan Rabu yang disajikan di kelas Bunda Sayang #3 Kordi, banyak benarnya siapa dan bagaimana perempuan berkomunikasi.

Menyadari akan potensi 20.000 kata per hari, secara linguistik perempuan memiliki potensi berharga. Ibarat senjata, mengasahnya tak kalah penting untuk bisa berguna di medan perang. Berlatih memilih kata-kata.

Dengan mengenal proses pertumbuhan otak kiri-kanan serta otak tengah perempuan, kita jadi mengerti bagaimana otak kita bekerja. Bagaimana multitasking itu menjadi hal lumrah bagi perempuan, namun bukan sebuah kebiasaan baik karena berarti kita menunda sebuah tugas alias prokrastinasi.

Saat kita marah, ada baiknya kita menyadari dan jujur pada diri sendiri "Iya, saya sedang marah karena hal yang tak sesuai harapan". Akan lebih melegakan daripada mengikuti kecenderungan perempuan "denial" alias tidak mengakui emosi yang dirasakan.

Memahami diri saat ada masalah, kita butuh bicara dan disimak. Tak peduli apakah apakah ada solusi atau tidak. Fitrahnya demikian, maka memberitahukan pada lawan bicara dengan kalimat positif akan lebih mudah diterima, "Saya sedang ada masalah. Saya butuh menyampaikan keluh kesah, mohon disimak".

Bisa jadi memang fitrah perempuan "buta peta" tapi bukan berarti kita tak bisa belajar membaca arah. Tak usah galau saat aplikasi maps di HP menyesatkan, kita bisa memanfaatkan potensi 20.000 kata untuk bertanya pada orang sekitar. Hal ini saya rasa cukup membantu, pengalaman saat travelling bersama Griya Wistara.

Meskipun perempuan suka belanja, belajar seni "menghabiskan uang" ternyata sangat diperlukan. Khususnya saya pribadi bersama all team Griya Wistara. Dan latihan melakukan komunikasi produktif dalam family forum ini menjadi modal penting untuk bisa mempraktekkan materi #8 Bunda Sayang khususnya dalam memperbaiki manajemen keuangan keluarga.

Sekali lagi, memahami fitrah wanita yang lebih "visual" serta mengedepankan emosi. Maka wajar jika hal-hal detail pun tak luput dari komentar. Lebih mudah tersentuh sekaligus sensitif dengan apa yang terjadi di sekitar.

Belajar memahami diri sebelum "keluar" memahami pasangan, anak, serta orang lain. InsyaAllah akan memudahkan kita dalam menata hati, memilih kata-kata, serta mengungkapkan isi pikiran kita pada dunia. Bagaimana kita memilih untuk menjadi asertif, bukan agresif yang melukai atau justru minder tak berani mengungkapkan isi hati. Karena sekali lagi, "I'm responsible for my communication result."

Diawinasis M Sesanti
Malang, 23 November 2017
***
Sumber bacaan:
Materi 1 Kelas Bunda Sayang : Komunikasi Produktif
Camilan Rabu 1 Kelas Bunda Sayang : Resume Kajian Ilmiah "Perbedaan Otak Laki-laki dan Perempuan" oleh Dr. Aisyah Dahlan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...