Langsung ke konten utama

Jurnal 2.1: Memilih Makanan Pertama

Alhamdulillah, akhirnya level telur-telur telah dilewati. Ibarat mengerjakan skripsi, kali ini waktunya para mahasiswi kelas Bunda Cekatan masuk ke BAB dua (Tahap Ulat-ulat). Yaitu seputar mencari referensi yang sesuai dengan kebutuhan belajar yang telah dituangkan dalam peta belajar.

Di pekan ini saya menemukan referensi dari topik pertama di peta; terkait dengan *Fitrah Bakat*. 


Frame Work Fitrah Bakat menurut FBE


Lewat workshop Pandu 45  dengan pemateri Ibu Septi dan Bapak Dodik pekan lalu, saya mulai membuka mata kembali setelah sempat pasang surut belajar tentang fitrah bakat. Belajar langsung lewat guru memang berbeda, selalu banyak insight yang didapatkan. Satu yang paling menarik menurut saya adalah penggunaan gamification dalam memandu bakat anak. Sangat disarankan memperbanyak main, ngobrol, dan beraktivitas bareng sebagai bahan observasi. Pandu 45 lebih mengutamakan peran orangtua sebagai orang yang paling dekat dengan anak, namun tidak menutup peran lingkaran berikutnya sebagai bahan konfirmasi: teman-teman anak, guru di sekolah, tetangga, saudara, dst. Penerapan Pandu 45 lebih fleksibel disesuaikan dengan kondisi setiap keluarga. 

Hasil Belajar Pandu 45
Sumber berikutnya adalah Bapak Andri Fajriya yang mengisi seminar Malang Talents Up Date 2020. Sejalan dengan value Pandu 45 yang berdasarkan Talents Mapping, beliau juga membagi pengalaman mengamati bakat anak-anak biologis dan ideologis-nya. Dalam buku beliau (Keluarga Sadar Bakat) memang lebih banyak petunjuk menemukan bakat anak dalam lingkungan sekolah. Terdapat tahapan sesuai jenjang pendidikan (SD-SMP-SMA), dibutuhkan peran guru untuk bisa melakukan proses observasi bagi tingkat SD, interview tingkat SMP, dan magang di tingkat SMA. Kendalanya jumlah guru yang terbatas untuk mengamati sekian jumlah anak.



Hasil Belajar Keluarga Sadar Bakat

Saat ini saya merasa Pandu 45 lebih cocok untuk dipraktekkan dalam keluarga saya. Namun akan sangat membantu saat lingkar kedua (sekolah anak) memiliki value yang sama seputar Fitrah Bakat. Keduanya bisa saling melengkapi dan memfasilitasi. Apalagi jika pihak sekolah juga membuat catatan kegiatan dan bahasa bakat anak yang muncul saat di sekolah. 

  • Aktivitas untuk Tahap Kaya Wawasan

Tahapan memandu bakat anak dalam Pandu 45



Wah, seru sekali belajar di pekan ini. Apalagi ada potluck ilmu yang disajikan dari teman-teman lain di kelas.

Ngumpulin potluck dengan tema yang sama ah ...
Mbak Nike

Waspada pada si FOMO, tetap pegang peta agar tidak tersesat! 

Diawinasis M. Sesanti
3119331323
IP Malang Raya

#janganlupabahagia #jurnalminggu1 #materi1 #kelasulatulat
#bundacekatan #buncekIIP #institutibuprofesional


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...