Langsung ke konten utama

Jurnal 2.1: Passion Canvas & Passion Project

Bismillahirrahmanirrahim, 

Welcome back to Hexagon City! 


Pekan ini kami belajar tentang Passion dan Life stage Passion saat belajar dengan Funding Mother di Ballroom Passion Hexagon City. Wah, hal baru lagi nih! Jujur agak rumit bagi saya, butuh sedikit waktu lebih lama untuk mencerna. 


Bagaimana passion menjadi bahan bakar untuk terus produktif. Terdapat beberapa pembagian passion sesuai tahapan usia, tetapi sebenarnya kita bisa memulai dari tahap mana saja yang paling membahagiakan. 

Esok harinya, Ibu Walikota memberi pidato lebih jauh tentang tugas pekan ini. WAG baru untuk para co-house leader pun dibentuk. Setiap hari 10.00 dan 16.00 adalah jam diskusi untuk membahas tugas Passion project pekan ini. Rasanya seperti striping sinetron kejar tayang, saya butuh menyesuaikan ritme antara mengisi passion canvas, banjir ide di WAG co-house, sekaligus menyimak tanya di WAG co-house leader. Alhamdulillah... Masih bisa terkejar segigit demi segigit. 


Di Co-housing 3 Desain "SASANA UPANGGA" kita sepakat untuk membuat timeline agar memudahkan proses perencanaan project. Jadwal ini menyesuaikan dengan panduan passion to nation yang telah diberikan oleh tim Formula. 


15-16 Oktober: Menyelesaikan Passion Canvas

17 Oktober: Diskusi & Pembuatan draft project

18 Oktober: Penyusunan proposal project




Alhamdulillah sekali lagi, semua Hexagonia berhasil menyelesaikan passion canvas pada 17 Oktober (Sabtu) kemudian diskusi panjang pun kami lakukan. Akhirnya disepakati project  passion kami adalah : Sasana Upangga Temukan Solusi dalam Karya. Mengingat terdapat beberapa bidang yang ditekuni oleh Hexagonia dalam satu co-housing, maka kami membuat jalan tengah dengan membuat one stop solution seputar desain. Tidak hanya berupa jasa tetapi juga produk yang dapat dinikmati oleh semua Hexagonia di dalam maupun di luar co-housing kami. 

Butuh perjuangan ekstra menghadapi badai chat diskusi. Tetapi sungguh ini pekan yang luar biasa. Ada lagi tantangan seru nanti lucu saat akan submit project passion, awalnya berupa video ternyata size terlalu besar. Ganti dokumen PDF juga demikian. Akhirnya saya buat kolase slide berupa poster yang akhirnya berhasil disetor. Ah.. Saatnya untuk tarik napas selonjoran dulu sebelum presentasi di cluster leader esok hari. 


Wah, rasanya tak sabar buat ngobrol-main-aktivitas bareng dengan mroject bareng teman-teman co-housing. 

Diawinasis M. Sesanti
Malang, 18 Oktober 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jejak Ki Hadjar Dewantara di Hardiknas 2024

 Siapa nama pahlawan nasional yang hari lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional? Pasti kalian sudah hafal di luar kepala. Beliau yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat hingga akhirnya berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara di usia 40 tahun. Anak ke-5 dari 9 bersaudara yang memiliki keteguhan dalam memperjuangkan idealisme sepanjang hidupnya.  Kisah beliau seolah tak asing, seperti menonton perjalanan seorang changemaker yang bermula dari tumbuh suburnya empati. Meskipun lahir dari keluarga ningrat, Soewardi menangkap diskriminasi tentang hak pendidikan yang hanya dinikmati oleh keluarga priyayi dan Belanda. Sementara rakyat pribumi yang merupakan teman-teman bermainnya di masa kecil tak bisa mengakses fasilitas sekolah yang dibuat Belanda di zaman itu. Soewardi muda belajar di Yogyakarta, hingga berlanjut di STOVIA meskipun tidak sampai lulus. Tentu saja ini berkaitan dengan perjuangannya sebagai "seksi media" di Budi Utomo, menyebarkan tulisan yang ber...