Langsung ke konten utama

30' Lebih Dekat

��Resume 30' Lebih Dekat Group Matrikulasi Mr.JatseLa��

��Minggu, 30 Oktober 2016
⏰20.00-21.00 wib
����‍♂Dodik Mariyanto

1⃣ Satya_Malang
Wa'alaykumussalam. pak Dodik. Selamat datang di kelas matrikulasi IIP��
Pak Dodik, bs diceritakan bagaimana aktivitas pak Dodik saat bersama dgn anak-anak? ➡Biasa Bund, kadang main, kadang ngobrol, kadang berkelahi....ya begitulah dinamika berkeluarga dan beraktivitas dengan anak2✅

2⃣ Wa'alaikumsalam Pak Dodik.
1. Mohon saran. Bagaimana memberi semangat untuk suami yg karirnya sedang tidak berkembang. ➡ Berikan rasa nyaman. Bahwa Bunda dan anak2 selalu ada untuk suami/ayah. Perbanyak ngobrol santai dan bermain bareng, tidak perlu bikin sesi motivasi khusus heheee

Kemudian sedikit2 cari tahu apa yang bisa Bunda dan anak2 lakukan untuk mensupportnya? Bantuan apa yang sekiranya diperlukannya?
Saat sudah terbuka barangkali banyak hal yang bisa diselesaikan, termasuk karirnya.

2. Saya sangat takut/ malas meninggalkan zona nyaman. Skrg sudah mudah bekerja sbg PNS. Ingin meraih beasiswa lpdp. Tp kehabisan wkt utk melakukan hal lain. Apa yg hrs sy latih agar sy berani meninggalkan zona nyaman? ➡ Latih dengan keluar dari kenyamanan hal2 yang kecil, seperti misalnya ubah jam bangu tidur, kebiasaan makan, dll✅

3⃣ Marrisa_Malang
Waalaikumsalam Pak Dodik.
Menurut sudut pandang seorang ayah dan seorang laki2, bagaimana sih cara paling ampuh untuk membangun kesadaran utk bersama2 serius belajar mengupgrade diri sebagai orang tua utk memberikan keluarga yg berkualitas bagi anak2? Secara kan bagi laki laki umumnya pikiran mereka tersita utk lebih banyak memikirkan mencari nafkah dan menaikkan derajat ekonomi keluarga. ➡ Pengalaman saya adalah dengan banyak melakukan aktivitas bersama dan ngobrol; itu memang kunci dan aktivitas ampuh untuk membangun kebersamaan dan kesadaran bertindak dalam keluarga.

Bunda bisa belajar lebih lanjut nanti di sesi Family Project dan Family Strategic Planning✅

4⃣ waalaikumsalam Pak Dodik,      1.bagaimana menemukan passion,jika kita merasa tidak benar2 ahli dalam 1 bidang yg disukai,misal,sy suka masak,tp g jago2 amat,sy suka mengajar anak2 tp kok y ndak berkembang.,sy ingin fokus. ➡ Coba satu per satu, fokus, kuasai sampai detilnya. Jangan pindah sebelum mahir.

  2.bgmn cara menyusun kurikulum pendidikan keluarga yg baik.poin apa yg harus didahulukan ➡ Mulai dengan memahami tujuan akhir yang hendak dicapai. Bunda bisa mempelajarinya di School for Homeschool Facilitators✅

5⃣ Dian Retno_Kota Batu

Assalamu'alaykum pak dodik, semoga pak dodik sekeluarga selalu dalam limpahan keberkahan dari Allah.

Setelah memiliki anak, saya tersadar bahwa begitu banyak hal yang terlewat dalam hidup saya sehingga begitu banyak pula hal yang harus diperbaiki. Mulai dari memperbaiki diri sendiri, keluarga, hingga bisnis keluarga dan hal lainnya. Saya sering merasa sangat berkejaran dengan waktu untuk selalu berproses menjadi lebih baik, terutama berkejaran dengan usia anak.
Bagaimana cara agar proses perbaikan diri ini tetap dapat berjalan beriringan menemani tumbuh kembang anak? ➡ Susun daftar hal2 yang perlu dilakukan, buat skala/urutan prioritas, fokus kerjakan✅

6⃣ Madina_Malang
Assalamualaikum..
Jika ada forum Ibu Profesional, adakah forum atau sekolah Ayah Profesional? ➡ Saya tidak menyelenggarakan. Ada teman2 yang membuka forum ayah. Silakan googling✅

7⃣ Herlina_kediri
Wa'alaikumsalam p.dodik
Sy single mom dgn dua anak laki2.pd umur 3-6thn anak laki2 itu kan sehrsnya dkt dgn ayahnya ato klo tdk ada ayah bs paman/kakeknya.nah,anak sy yg prtma 5,5thn sjak sy brpisah 1,5thn yg lalu dia lbh comfort brsama sy.apkah itu brpngaruh thdap tumbuh kmbangnya dikmudian hari? ➡ Saya tidak paham singkatan2 katanya Bu. Maaf✅

8⃣ Fikya_Madiun
Assalamualaikum... Selamat malam pak dodik, saya dan suami LDRan. suami 2minggu kerja 2minggu libur. Bagaimana tips untuk mengatasi kekosongan ayah selama 2minggu itu karena biasanya anak2 ada yang merasa kurang diperhatikan? ➡ Berjauhan bukan berarti tidak bisa hadir. Ajak suami untuk selalu hadir, menyapa anak2 setiap hari. Teknologi sudah memudahkan hal ini.

Ajak anak2 mengerti bahwa ayah saat tidak di rumah adalah dalam misi mensukseskan keluarga, meningkatkan kemuliaan keluarga. Sehingga anak2 tidak merasa ayahnya meninggalkan mereka.

Hadir, tidak selalu berarti harus ada terlihat secara fisik✅

9⃣ Diawinasis_Malang
wa'alaikumussalam pak Dodik..
Bolehkah berbagi "finish line" keluarga panjenengan pak, sehingga "hijrah" menjadi satu hal yang disukai? ➡ Anak2 menentukan finish line mereka, kami juga setiap tahunnya di Family Strategic Planning. Misal tahun ini Elan sudah akan mendaftar ke program penyutradaaraan film, dst.

Buat yang bisa diukur, tidak perlu muluk2 dan kejauhan untuk bisa dicapai dan diukur✅

�� Herlina_kediri
Wa'alaikumsalam p.dodik
Sy single mom dgn dua anak laki2.pd umur 3-6thn anak laki2 itu kan sehrsnya dkt dgn ayahnya ato klo tdk ada ayah bs paman/kakeknya.nah,anak sy yg prtma 5,5thn sjak sy brpisah 1,5thn yg lalu dia lbh comfort brsama sy.apkah itu brpngaruh thdap tumbuh kmbangnya dikmudian hari? ➡ Bunda coba perhatikan saat ini saja, apakah perkembangan ananda sudah sesuai dengan harapan Bunda atau tidak? Jika ya, lanjutkan. Jika tidak, berarti perlu dicari cara lain, jalan yang lain.

Apa itu? Bisa macam2, tergantung hasil temuan Bunda✅

***END***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jejak Ki Hadjar Dewantara di Hardiknas 2024

 Siapa nama pahlawan nasional yang hari lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional? Pasti kalian sudah hafal di luar kepala. Beliau yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat hingga akhirnya berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara di usia 40 tahun. Anak ke-5 dari 9 bersaudara yang memiliki keteguhan dalam memperjuangkan idealisme sepanjang hidupnya.  Kisah beliau seolah tak asing, seperti menonton perjalanan seorang changemaker yang bermula dari tumbuh suburnya empati. Meskipun lahir dari keluarga ningrat, Soewardi menangkap diskriminasi tentang hak pendidikan yang hanya dinikmati oleh keluarga priyayi dan Belanda. Sementara rakyat pribumi yang merupakan teman-teman bermainnya di masa kecil tak bisa mengakses fasilitas sekolah yang dibuat Belanda di zaman itu. Soewardi muda belajar di Yogyakarta, hingga berlanjut di STOVIA meskipun tidak sampai lulus. Tentu saja ini berkaitan dengan perjuangannya sebagai "seksi media" di Budi Utomo, menyebarkan tulisan yang ber...