Langsung ke konten utama

TANTANGAN 1.4 : PASTIKAN UNTUK "HADIR"

HARI KEEMPAT

Diawinasis M.S
Malang, 28 Januari 2017

Bismillahirrahmanirrahiim…

Obrolan kami dimulai sejak bangun tidur, tapi lebih “serius” saat di family forum karena fokus tanpa disambi-sambi sehingga benar adanya prinsip 7-38-55 bahwa bahasa tubuh penting artinya. Melakukan aktivitas bersama fulleam terasa lebih ringan. Salah satunya membersihkan rumah, ayah yang menyapu karpet, bunda menyapu lantai, Farza? bersiap menggantikan bunda memegang sapu. Hal kecil seperti ini bisa jadi “grundelan” jika tidak dikomunikasikan dengan baik antar anggota team.

Ngomong-ngomong “komunikasi”, hari ini telepon nenek dan uti. Seperti biasa Farza akan banyak mendengar saat di telepon, jadilah bunda ngajak ngobrol agar nenek dan uti bisa mendengar suara Farza.

Family forum kali ini setelah sarapan pagi, sesuai kesepakatan. Semua duduk melingkar, bahkan farza tahu "ayo ngobol"--ngobrol. Mulai lebih relaks daripada hari-hari sebelumnya. Kali ini giliran bunda bicara, saatnya laporan pada kapten kapal 80% tugas saya hampir selesai. Setelah itu memakai kaidah clear and clarify untuk mem-fix-kan rute perjalanan “liburan” hari ini. Mulai rute ke Gadang (pakai GPS), baru ke Batu.

Ada satu moment yang menarik saat kami makan di sebuah warung. Posisi warung yang agak tinggi, membuat jalan di depan warung jadi miring ke bawah. Ada seorang anak kecil sekitar 2 tahun jalan sendiri dan terjatuh, sang ibu langsung berteriak dan si anak otomatis menangis. Jadilah bersahut-sahutan heboh di sebelah. Tak berselang lama, Farza ternyata juga kena jebakan ini. Sang pemilik warung refleks lari menolong, bunda tarik nafas..senyum, nyamperin.
B: Farza jatuh? ada yang sakit?
F: (menepuk2 bajunya, sambil memegang siku) ini yang sakit..
B: Sini bunda lihat (bajunya agak kotor, tapi tidak ada luka)
F: sudah. (kembali lagi jalan-jalan)
Sama-sama jatuh, tapi respon orang dewasa yang berbeda, respon anak pun juga berbeda. Kesepakatan kami, saat anak jatuh ortu tidak boleh MENGAGETKAN, harus “TENANG”. Biasanya anak menangis bukan karena sakitnya, tapi karena kaget. Alhamdulillah kesepakatan ini merupakan hasil komunikasi yang produktif antara saya dan pasangan. Dan masih banyak hal yang perlu kami perbaiki agar dapat membersamai pendidikan anak-anak kelak.

Alhamdulillah hari ini ayah 28tahun, artinya jatah usia semakin berkurang. Semoga Allah memberikan barokah pada umur ayah, juga Griya Wistara. Alhamdulillah sekali lagi, untuk pasangan yang begitu "klop" meskipun FoE dan FoR kami berdua banyak yang berbeda mengingat perbedaan usia, suku, dan jurusan pendidikan.

Family forum 24jam untuk hari ini. Alhamdulillah masih bisa “waras” meskipun cape.

PERUBAHAN KOMUNIKASI DI HARI KETIGA
√  Kaidah 7-38-55, benar-benar “hadir” saat menyampaikan pesan saat berkomunikasi
√ FoR/FoE ku+ FoR/FoE mu= FoR/FoE kita, semakin lama berkomunikasi semakin memahami pasangan

#hari4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengecap Memakai Kunyit

Sudah mampir ke postingan sebelumnya tentang membuat DIY finger paint ? Nah, cat ini tidak hanya untuk melukis dengan jari tetapi juga bisa dipakai untuk mengecap. Karena temanya masih tanaman obat, jadi mengecapnya pakai kunyit. Sediakan satu ruas kunyit, kemudian potong ujungnya agar rata. Bisa dibiarkan (tetap berbentuk lingkaran) langsung dipakai untuk mengecap atau bisa juga dibentuk dahulu (bunga, bintang, clover, dst) sebelun digunakan. Gunakan kertas kosong kemudian biarkan anak bebas mengekspresikan imajinasinya. Atau bisa juga pakai worksheet berikut. Worksheet mengecap huruf A Worksheet mengecap dan menghitung

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Tutorial DIY Puzzle

Masih dalam rangka menjawab tantangan belajar tentang tanaman obat. Setelah dongeng, anak-anak pasti tidak akan menolak diajak main. Kira-kira main apa ya yang masih berkaitan dengan tanaman obat? Masih dengan aksi nekat membuat coretan (karena ke percetakan kudu bayar, Mak!), saya pun membuat puzzle sendiri dengan alat bahan sederhana yang ada di rumah. *Alat & bahan: - 2 lembar kertas polos ukuran A3.  Ukuran bisa disesuaikan kebutuhan(lebih besar/kecil). - Kardus - Alat gambar (spidol, cat air, atau lainnya) - Pensil dan penghapus - Lem atau doubletape - Gunting - Penggaris *Cara membuat: - Buat gambar utuh di salah satu kertas, misalnya gambar pohon. Bagaimana jika tidak bisa menggambar? Browsing gambar dengan resolusi baik, kemudian cetak. - Beri garis warna-warni atau tanda di tepian kertas. Optional, bisa dilewati. Hal ini untuk memudahkan anak menyusun puzzle. - Lipat gambar sesuai jumlah puzzle yang diinginkan. Misalnya 12 puzzle, lipat menjadi 3*4 bagian