Langsung ke konten utama

ALIRAN RASA #4

Aliran Rasa Materi #4
Diawinasis M Sesanti
Malang, 11 Mei 2017

Alhamdulillah sampai di materi ke 4 tentang "Gaya Belajar Anak". Rasanya masih saja kurang sana-sini saat belajar materi ini. Ada banyak godaan untuk memasukkan banyak pasir ke wadah padahal batu besar masih banyak yang di luar wadah. Iya, managemen waktu yang cukup menjadi tantangan, artinya memang diri sendiri yang perlu dipaksa untuk komitmen dan konsisten belajar.

Sempat membuka kembali NHW di matrikulasi kemarin, oiya.. Ini jadwal ideal saat itu, sepertinya ada yang butuh diperbarui. Mencoba sharing dengan mereka yang masih on fire di kelas, dan ini cukup membantu.

Di awal materi ini, saya pikir oiyaa.. Anak saya (2tahun 9bulan) visual-kinestetik eh, tapi ada auditori juga. Jadi pengamatan selama 2 minggu ini memang sangat membantu untuk melihat modalitas apa yang dipakai ananda saat belajar. Saya menemukan ketiganya, namun dipakai sesuai dengan "apa yang akan dipelajari". Misalnya saat menggambar, visual-auditori yang dominan yaitu menggambar sambil menceritakan hasil gambarnya tersebut.

Sambil mengamati gaya belajar ananda, saya melihat diri sendiri. Rupanya saya perlu banyak-banyak "mendengar dan bicara" saat dihadapkan ananda yang belajar. Saya bukan tipe orang yang suka terlalu banyak bicara, tapi saat bersama ananda mau tidak mau saya belajar cerewet. Meskipun tentu saja stimulasi untuk visual serta kinestetik diperlukan juga.

Anak-anak adalah pembelajar sejati, tanpa dijejali pun mereka akan menyerap segala informasi di sekitarnya. Merawat fitrah belajar ini lah yang menjadi tantangan, bukan hanya untuk anak-anak tapi juga fitrah belajar diri saya sebagai orangtua. Apakah masih tersisa rasa ingin tahu, ide kreatif dan imajinasi, dan seni menemukan sesuatu?? Yang ketiganya mengantar pada akhlaq mulia.

"Raise your child, raise your self."

Alhamdulillah sekali lagi, kehadiran ananda di keluarga kami membuat saya dan pasangan menjadi lebih banyak belajar. Semoga terus istiqomah menuju finish line, memegang kuat komitmen di km 0-1 "how to educate children".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...