Langsung ke konten utama

NHW#5

DIAWINASIS MAWI SESANTI_NHW#5
***
PETUNJUK NHW#5
�� *BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*�� (Learning  How to Learn)

Setelah malam ini kita mempelajari  tentang “Learning How to Learn”  maka kali ini kita akan praktek membuat *Design Pembelajaran* ala kita.
Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan "learning how to learn" dalam membuat NHW #5.
Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.
Bukan hasil  sempurna yg kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yg perlu anda share kan ke teman-teman yg lain.
Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

***
Bismillahirrahmanirrahiim..
Sampailah di PR cantik ke-5. Baru baca materinya saja, saya sudah asyik sendiri.. ibarat makan, seperti ketemu cemilan favorit. Lebih nikmat saat dicerna pelan-pelan, memastikan tidak ada rasa yang tertinggal.

“Belajar bagaimana caranya belajar”. Menjadi sebuah cara mengevaluasi kembali bagaimana cara saya menuntut ilmu selama ini. Ternyata banyaakkk yang perlu diperbaiki, dan insya Allah di NHW#5 ini adalah kesempatan saya upgrade hal ini.

PRAKTEK MATERI “LEARN HOW TO LEARN”

Dimulai dengan RASA SENANG, sedikit banyak mengubah persepsi saya tentang PR. Dulu PR itu beban, tapi NHW punya pesona berbeda. Bukan hanya  kata NICE di depannya membuat saya semakin semangat menyapa setiap tantangan di tiap NHW, tapi sedikit banyak selalu ada “perubahan” baru di tiap minggu.

Lalu saya mulai mengkorelasikan Materi #5 dg jurusan ilmu yang saya ambil
Hal berbeda: ILMU MENJADI IBU PROFESIONAL
*Apakah ilmu ini menguatkan iman?
insya Allah, YA. Ilmu aplikatif untuk menjalankan amanah Allah sebagai individu-istri-dan ibu, semua untuk sebuah “finish line” selamat dunia akhirat. Setelah belajar sedikit demi sedikit, semua ilmu di IIP tidak bertentangan dg Al-Qur’an, maupun Hadits  tuntunan Rasulullah, bahkan sejalan dan lebih mudah melakukannya. Semakin belajar, semakin tampaklah ke-tidak tahuan saya, dan hanya Allah lah yang Maha Mengetahui.
*Apakah menumbuhkan karakter baik?
Di jurusan ilmu ini, senantiasa mempelajari karakter baik sbg ibu, untuk ditularkan kpd anak, keluarga, dan masyarakat.
*Apakah ini passion saya?
Dan saat ini inilah yang saya lakukan secara istiqomah, lillahi ta’ala.

Cara belajar yang berbeda:
Hal yang asyik saat mulai menyusun daftar pertanyaan, semakin banyak bertanya dan semakin saya tidak tahu, mencari jawaban di materi, di buku Buncek, di materi dan NHW sebelum-sebelumnya. Mulai membiasakan diri tidak mudah percaya dengan info yang belum jelas kebenarannya, membatasi diri belajar dari sumber yang memang sudah terpercaya.

Semangat belajar yang berbeda:
Bukan lagi tentang angka-angka, tentang gelar, tapi sejauh mana saya melangkah mencapai tujuan yang saya buat sendiri. Bukan oranglain yang menuntut saya belajar, tapi komitmen diri sendiri untuk fokus. Menengok kembali alasan diri memilih jurusan ini. Bukan lagi bicara motivasi ekstrinsik, tapi intrinsik. 
Strategi belajar: Meninggikan gunung bukan meratakan lembah.
Dengan memilih apa yang saya minati, apa tujuan (finish line), dan passion saya maka semua proses belajar menjadi lebih menyenangkan.

Cara mengolah kemampuan berpikir: BERTANYA-MENULISKAN-PRESENTASI-AKTIF BERTANYA PADA ANAK.
Mulai latihan mempraktekkan satu per satu, agar dapat menularkan hal ini pada anak. Bertanya ttg hal sederhana, hingga yang tak terpikirkan sebelumnya membuat saya banyak mencari dan mencari. Menulis (karena saya tipe visual) lebih mudah membuat mind mapping, meskipun berantakan tapi ini cara saya mengikat makna. Presentasi, meskipun baru dilakukan di depan suami sendiri tapi cukup melatih kemampuan bicara sekaligus mengukur pemahaman saya ttg materi yang dipelajari. Mulai terlihat hasil di poin terakhir, anak mulai meniru cara orangtua bertanya.

DESAIN PEMBELAJARAN
Karena saya bukan jebolan jurusan pendidikan, maka jurus googling saya pakai dengan keyword: desain pembelajaran. Muncul beragam teori dalan menyusunnya, tapi dari sekian banyak teori ada garis besar yang bisa diambil kesamaannya. Sambil nyari referensi dari teman yang sedang mengerjakan NHW juga, nyontek contoh silabus milik suaminya yang dosen (karena catatan saya sewaktu kuliah sudah mudik semua). Kemudian juga dari proses panjang mempraktekkan materi learn how to learn:

Saya menyimpulkan bahwa proses yang saya lewati di NHW1-5 ini jika disimpulkan, tak lain adalah proses menemukan *desain pembelajaran* yang “gue banget”.

NHW1: Bermodal Adab Menuntut ilmu--Tahu jurusan ilmu yg dipilih--berdasarkan alasan (masalah yang ingin diselesaikan)--strategi apa yg dipilih

NHW2: Menjabarkan finish line di NHW1 dengan kalimat berprinsip SMART--menjadi aktivitas yang dapat dikerjakan, dievaluasi dan terus diperbarui.

NHW3: Menengok potensi diri, keluarga, lingkungan. Melihat tujuan yang lebih luas, apa yang Allah titipkan pada saya, bidang apa yang saya mampu perankan sbg khalifatullah fil ardhi.

NHW4: Mengevaluasi NHW 1-2-3, menyusun turunan dari jurusan ilmu. Ibu Profesional: Bunsay, Buncek, Bunpro, Bunshol. Materi tiap sub jurusan, jangka waktu mencapai level expert (10.000 jam), dan proses mempraktekkan. Sumber belajar, kriteria berhasil, dst.

Pada NHW 5 ini, saya tinggal menggabungkan seluruh proses di atas untuk memudahkan belajar jurusan ilmu yang saya pilih. --DESAIN PEMBELAJARAN

***
Semoga Allah memudahkan dalam menuntut ilmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengecap Memakai Kunyit

Sudah mampir ke postingan sebelumnya tentang membuat DIY finger paint ? Nah, cat ini tidak hanya untuk melukis dengan jari tetapi juga bisa dipakai untuk mengecap. Karena temanya masih tanaman obat, jadi mengecapnya pakai kunyit. Sediakan satu ruas kunyit, kemudian potong ujungnya agar rata. Bisa dibiarkan (tetap berbentuk lingkaran) langsung dipakai untuk mengecap atau bisa juga dibentuk dahulu (bunga, bintang, clover, dst) sebelun digunakan. Gunakan kertas kosong kemudian biarkan anak bebas mengekspresikan imajinasinya. Atau bisa juga pakai worksheet berikut. Worksheet mengecap huruf A Worksheet mengecap dan menghitung

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Tutorial DIY Puzzle

Masih dalam rangka menjawab tantangan belajar tentang tanaman obat. Setelah dongeng, anak-anak pasti tidak akan menolak diajak main. Kira-kira main apa ya yang masih berkaitan dengan tanaman obat? Masih dengan aksi nekat membuat coretan (karena ke percetakan kudu bayar, Mak!), saya pun membuat puzzle sendiri dengan alat bahan sederhana yang ada di rumah. *Alat & bahan: - 2 lembar kertas polos ukuran A3.  Ukuran bisa disesuaikan kebutuhan(lebih besar/kecil). - Kardus - Alat gambar (spidol, cat air, atau lainnya) - Pensil dan penghapus - Lem atau doubletape - Gunting - Penggaris *Cara membuat: - Buat gambar utuh di salah satu kertas, misalnya gambar pohon. Bagaimana jika tidak bisa menggambar? Browsing gambar dengan resolusi baik, kemudian cetak. - Beri garis warna-warni atau tanda di tepian kertas. Optional, bisa dilewati. Hal ini untuk memudahkan anak menyusun puzzle. - Lipat gambar sesuai jumlah puzzle yang diinginkan. Misalnya 12 puzzle, lipat menjadi 3*4 bagian