Langsung ke konten utama

FSP

Resume Kulwap IIP Bogor #1*
19 Maret 2015

Narasumber: Septi Peni Wulandani

Family Strategic Planning

Wah berat amat judulnya…? Apa memang perlu sebuah keluarga melakukan strataegic planning? Kok kayak perusahaan? Mengalir saja-lah, ngga usah neko-neko.

Saya memang bukan air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah, mengikuti arah sungai begitu saja. Saya adalah nakhoda bahtera yang berlayar di atas air, perlu peta dan kompas agar saya dapat mengarahkan kemudi dengan baik, mensikapi badai dan karang yang menghalang di jalan. Begitu pemahaman saya atas wisdom Jawa ‘ngeli nanging ora keli’ (mengalir tetapi tak terhanyut).

Keluarga adalah amanah, dipertanggungjawabkan dunia akherat. Keluarga itu surga atau neraka kita, dunia dan akherat, kini dan juga nanti. Maka keluarga pantas kita jalankan secara bersungguh-sungguh, dengan segala ilmu dan resources yang kita miliki. Bersungguh-sungguh tak mesti tegang, formal atau dahi berkerut; sebaliknya kita dapat menjalaninya dengan gembira, nyaman dan penuh sukacita.

Sedari kecil kita sudah sering ditanya tentang cita-cita. Jawaban apapun dari mulut kecil kita disambut dengan tawa dan tepuk tangan riang. Sayang, hal itu hanya sampai disana. Sedikit dari kita yang kemudian menatanya dengan seksama, sehingga banyak dari kita yang hidup jauh dari apa yang dicita-citakan. Bersyukurlah anda bila menjadi yang sedikit itu.

Family strategic planning dilakukan bersama sekeluarga dalam upaya mewujudkan ‘A’ HomeTeam, keluarga yang membuat Anda nyaman dan bahagia hidup d dalamnya, dan juga membuat Anda tenang dan tenteram saat mesti meninggalkannya. Keluarga yang tak menyisakan penyesalan karena Anda sudah melakukan yang terbaik dan tak memunculkan kekuatiran manakala Anda mesti terlebih dulu meninggalkan dunia ini.

Meski mengambil gagasan dari apa yang diterapkan di perusahaan namun tidak serta merta proses tahapannya sama, karena keluarga memang berbeda dengan perusahaan. Mari kita simak beberapa karakteristiknya:

Perusahaan dan Keluarga sama-sama kumpulan orang yang memiliki tujuan, berusaha untuk bisa bertahan hidup, ingin berkembang, juga bisa mati, sama-sama memerlukan resources, berproses, ada interaksi antar elemen-elemennya, dan menghasilkan sesuatu. Perusahaan dan Keluarga adalah sama-sama sebuah sistem, yang berada dan berinteraksi dengan lingkungannya, memiliki faktor pendukung dan juga faktor penghambat, kawan dan lawan.

Namun demikian Keluarga dan Perusahaan berbeda pada banyak hal. Perusahaan berorientasi profit, Keluarga berorientasi pendidikan menuju kemandirian dan kebahagiaan. Perusahaan anggotanya memiliki tingkat kedewasaan yang sama, Keluarga bisa terdiri dari anak-anak, dewasa dan mungkin juga orang yang sudah tua. Perusahaan tidak diniatkan untuk punya ikatan seumur hidup, bila tidak cocok bisa setiap saat berganti. Keluarga diniatkan untuk seumur hidup, anggotanya tak bisa berganti-ganti semaunya. Dan masih banyak yang lainnya.

Keluarga dimulai dari dua orang dewasa yang mengikatkan diri menjadi satu, yang dibesarkan puluhan tahun dalam lingkungan yang berbeda, cara yang berbeda dan jalan yang berbeda. Keduanya membutuhkan banyak media dan aktivitas untuk mengokohkan diri (lihat: ‘A’ HomeTeam)

Family strategic planning adalah salah satu media KOMUNIKASI keluarga sekaligus sarana PENDIDIKAN anggotanya.

1. Tentukan waktu khusus 2 – 3 hari untuk menyepi, keluar dari zona Anda biasa hidup. Anda bisa memilih moment tahun baru, ultah pernikahan, Ramadhan dll.

2. Tentukan PIC (Person in Charge, penanggung jawab acara), yang lain patuh pada arahan PIC

3. Diskusikan sekeluarga persiapan yang diperlukan: Kemana, apa saja kegiatannya, perlengkapan yang diperlukan, berapa anggarannya, apa peran setiap anggota keluarga, dll.

4. Apa yang akan dibahas?

a/ Apa yang sudah bagus kita kerjakan di tahun ini? Hasil apa yang telah kita capai?

b/ Pengalaman apa yang paling seru? Bagaimana perasaan setiap anggota keluarga?

c/ Tahun depan ingin tema apa? Gunakan bahasa yang menggetarkan untuk mengekspresikannya. Misal, kita ingin menumbuhkan semangat pantang menyerah ==> Manjadda wajadda! Atau berani mencoba hal baru ==> It’s okay to make mistakes, I learn from my mistakes.

d/ Setiap anggota keluarga mempresentasikan/menceritakan apa yang ingin diraihnya dan akan dilakukannya di tahun depan. Support apa yang diperlukannya untuk mewujudkan itu

e/ Setelah semuanya selesai, diskusikan sinergi yang dapat dilakukan, menata resources keluarga, dan bagaimana mengelola anggarannya.

5. Dokumentasikan dengan baik semuanya.

6. Tutup dengan gembira dan ceria!

Nah ini baru awal. Bagaimana memastikan rencana itu akan terlaksana?

Salam Ibu Professional,

/Dodik Mariyanto/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jejak Ki Hadjar Dewantara di Hardiknas 2024

 Siapa nama pahlawan nasional yang hari lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional? Pasti kalian sudah hafal di luar kepala. Beliau yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat hingga akhirnya berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara di usia 40 tahun. Anak ke-5 dari 9 bersaudara yang memiliki keteguhan dalam memperjuangkan idealisme sepanjang hidupnya.  Kisah beliau seolah tak asing, seperti menonton perjalanan seorang changemaker yang bermula dari tumbuh suburnya empati. Meskipun lahir dari keluarga ningrat, Soewardi menangkap diskriminasi tentang hak pendidikan yang hanya dinikmati oleh keluarga priyayi dan Belanda. Sementara rakyat pribumi yang merupakan teman-teman bermainnya di masa kecil tak bisa mengakses fasilitas sekolah yang dibuat Belanda di zaman itu. Soewardi muda belajar di Yogyakarta, hingga berlanjut di STOVIA meskipun tidak sampai lulus. Tentu saja ini berkaitan dengan perjuangannya sebagai "seksi media" di Budi Utomo, menyebarkan tulisan yang ber...