Langsung ke konten utama

CAMILAN RABU 2.4

������Cemilan Rabu #4������

Materi 2 : Melatih Kemandirian Anak

*Mandiri dan Tanggung Jawab*

Kemandirian dan tanggung jawab adalah dua hal yang saling mengikat dan tidak dapat dipisahkan. Karena salah satu hasil dari kemandirian itu adalah bertanggung jawab.

Tanggung jawab berarti:
1. Melakukan hal-hal yang benar semata-mata karena prinsip bukan karena orang lain yang memaksa untuk melakukannya
2. Membuat pilihan dengan bijaksana, setelah menimbang semua pilihan
3. Membuat diri dapat dipercaya dan diandalkan atas tindakan-tindakan yang dilakukan sendiri

Mengapa tanggung jawab pada anak itu penting? Ingatlah, tujuan akhir dari keseluruhan upaya yang kita lakukan dalam mendidik anak adalah memungkinkan anak-anak kita hidup tanpa kita. Bagaimana pun sayangnya dan berkuasanya kita, kita tidak bisa menjamin bisa mendampingi anak-anak sepanjang hidupnya. Suatu saat kita harus rela melepaskan anak pergi “mengepakkan sayap” mereka dan terbang meraih dunianya sendiri.

Maka dengan melatih kemandirian kepada mereka, secara tidak langsung sebenarnya orang tua juga sedang mengajarkan tanggung jawab sedikit demi sedikit sesuai dengan berjalannya waktu perkembangan anak.  Keterampilan kemandirian yang dilakukan dengan konsisten, kontinyu, disertai dengan rasa ikhlas akan menumbuhkan tanggung jawab pada anak. Orang tua yang konsisten melatih kemandirian kepada anaknya sejak dini, akan mendapatkan sebuah perjalanan hidup yang menyenangkan pada diri anaknya dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Orang tua akan menikmati proses langkah benar dan salah langkah sepanjang kehidupan anaknya, karena setiap tahapan yang dilalui membawa anak ke tingkat kemandirian dan tanggung jawab yang lebih tinggi.

Bila kita melihat kasus-kasus mengenai anak-anak yang "bermasalah", maka kita akan ditunjukkan bahwa sebenarnya anak-anak seperti itu kurang mempunyai akuntabilitas. Mereka tidak memahami apa artinya bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan mereka dan akibat-akibat yang harus ditanggung dari tindakan itu. Ketika seorang anak harus mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya, dia belajar lebih dari sekedar menyadari bahwa perilakunya  mempunyai konsekuensi bagi dirinya dan orang lain. Dia juga belajar bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri di dunia ini, mereka saling membutuhkan satu sama lain, mereka saling memiliki ketergantungan. Bila kita bertanggung jawab terhadap segala tindakan yang kita lakukan, sesungguhnya kita telah membuat sebuah perubahan dalam hidup ke arah yang lebih baik. Bukankah sebuah perubahan besar dimulai dari hal kecil? Maka mulailah melakukan hal kecil dalam kehidupan buah hati kita yaitu dengan membangun kemandiriannya.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

��Sumber Inspirasi:

William Sears, M.D., Anak Cerdas: Peranan Orang Tua dalam Mewujudkannya, Emerald Publishing, Jakarta 2004

Marcus Rio Y., Cara Menumbuhkan Kemandirian dan Tanggung Jawab Pada Anak (2-6). www.antonrio.wordpress.com, 2010

Tri Pujistutik, S.Pd., Perilaku Mandiri, www.4stoety.wordpress.com, 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...