Langsung ke konten utama

Cemilan Rabu 8.3

🍞*Cemilan Rabu #8.3* 🍦🍪🍰

Ajari Mengelola Keuangan Untuk Anak Sejak Dini

💵 Mengelola keuangan untuk anak itu sangat penting sekali karena segala kebiasaan dan perilaku orang dewasa terbentuk di masa kanak-kanak. Termasuk masalah keuangan banyak orang yang tidak dapat mengelola keuangan dengan baik bukan karena gajinya kecil tetapi karena memang sejak kecil tidak dibiasakan untuk mengelola uang dengan benar. Ayo jujur kalau saat ini kita punya masalah keuangan, itu terjadi karena memang gaji kita yang kecil atau ada cara mengelola keuangan kita yang kurang baik ? Hehehe.

⏳Kapan anak dikenalkan dengan uang ? Sejak usia dini yaitu usia 3 tahun seperti yang saya kutip dari Money As You Grow Saat anak usia 3-5 tahun paling tidak  anak sudah dikenalkan dengan mentalitas keuangan yang benar yaitu :

-Kita membutuhan uang untuk membeli barang.
-Kita harus bekerja untuk menghasilkan uang.
-Kita harus menunggu sebelum bisa membeli sebuah barang.
-Bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. ⚖

💰Ketika anak saya berusia 5 tahun dia selalu menganggap enteng kalau mau membeli sesuatu misalkan mainan, dia selalu berkata papa khan punya uang tinggal ambil di ATM. Dia belum tahu bagaimana uang kita bisa berada di ATM dan seolah-0lah kita mau ambil uang berapapun tersedia di ATM. Dia belum mengerti konsep kerja dan uang, kemudian ketika anak saya diajak ke Kidz***a, di sana dia mulai sedikit belajar tentang uang. Untuk mendapatkan uang dia harus bekerja terlebih dahulu dan uang yang dia dapatkan baru dapat dia belikan makanan ataupun minuman. Sebuah cara edukasi keuangan untuk anak yang bagus menurut saya karena dibuat secara fun dan dalam suasana bermain. 👫

Banyak penelitian yang mengatakan bahwa anak yang mampu menunda kesenangan hidupnya jauh lebih baik ketika anak tersebut beranjak remaja dan dewasa. Penelitian ini yang dikaitkan dengan permen kesukaan anak-anak yaitu marshmallow. 🍡🍬

Artinya *kemampuan seseorang untuk menunda kesenangan itu sangat penting* dan sangat vital untuk mulai diajarkan dan ditanamkan pada anak sejak dini di usia 3-5 tahun. Tetapi kadang sangat disayangkan sebagai orang tua kadang kita tidak mengajarkan anak untuk menunda kesenangan, malah sebaliknya mempercepat kesenangan itu di dapatkan oleh anak. 🎯

Misalkan anak mau beli sepeda, 🚴🏻 hari ini anak minta hari ini sepeda tersedia di rumah. Hari ini mau beli mainan, hari ini mainan tersedia di rumah. Jalan-jalan ke mall tunjuk mainan langsung beli mainan,⚽ tunjuk coklat langsung belikan coklat,🍫 tunjuk es krim langsung belikan es krim.🍦

Sumber:
*Andreas Hartono*
www.mengelolakeuangan.com

_Profil singkat:_
Andreas Hartono
adalah seorang Mindset & Financial Motivator dan penulis 2 buah buku perencanaan keuangan *"Nasibmu di Dompetmu"* dan *"Secangkir Cerdas Finansial".* Andreas Hartono telah memberikan training kepada ratusan perusahaan dengan puluhan ribu alumni.
🔗🔗🔗🔗🔗🔗🔗🔗

*/Tim Buku Fasilitator Bunda Sayang Nasional/*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oncek Tela; Tradisi Mengupas Singkong Bersama

 Sekitar tahun 2000-an, ada kegiatan membuka lahan baru di bukit seberang. Deru mesin pemotong kayu bersahutan. Pohon-pohon besar dicabut hingga ke akarnya. Entah kemana perginya hewan-hewan penghuni hutan. Berpindah tempat tinggal atau justru tersaji ke meja makan.  Aroma dedaunan serta kayu basah menyebar. Tak hanya lewat buku pelajaran IPA, aku bisa melihat langsung lingkaran tahun belasan hingga puluhan lapis. Pohon-pohon itu akhirnya menyerah dengan tangan manusia. Tunggu dulu... Mengapa orang-orang justru bersuka cita? Bukankah menggunduli hutan bisa berisiko untuk tanah di perbukitan seperti ini? Waktu berselang, pertama kalinya aku menapak ke bukit seberang. Setelah menyeberang dua tiga sungai, dilanjutkan jalan menanjak hingga ke atas. Terhampar tanah cokelat yang siap menumbuhkan tanaman baru. Aku melihat terasering di bukit seberang, rumahku tersembunyi di balik rimbun pohon kelapa. Di kiri kanan terhimpun potongan pohon singkong yang siap ditancapkan. Jenis singkon...

Jurnal Belajar Level #1 Mantra Bahagia Keluarga: "Ngobrol Bareng"

Jurnal Belajar LevelL#1 Mengikat Rasa, Mengikat Makna Diawinasis M Sesanti Mlg, 28 November 2017 Sebelum belajar tentang komprod, sering sekali dulu membombardir pasangan dengan semua isi kepala tanpa ada filter. Tak jarang, semua itu disampaikan dari balik tembok artinya kaidah-kaidah komprod dengan orang dewasa belum diterapkan karena belum dipelajari. Maka membawa sepotong demi sepotong teori komprod ke dalam kehidupan sehari-hari memberi banyak hikmah bagi kami. Meskipun level 1 telah lama dilewati, namun tantangan selalu hadir untuk dapat menyampaikan pesan dengan lebih produktif kepada siapa saja lawan bicara kita. Belajar komunikasi produktif adalah latihan yang tak ada habisnya. * Family forum Griya Wistara * Pada level 1, tantangannya adalah "ngobrol bareng" tapi bukan sembarang bicara. Membuat kesepakatan adanya family forum dalam sebuah keluarga. Awalnya canggung memang, namun dari hal remeh temeh maupun hal penting yang dibicarakan ternyata mem...

Alir Rasa Kelas Bunda Cekatan

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Ta'ala yang telah memberikan kelapangan hingga mampu menyelesaikan kelas Bunda Cekatan batch #1 Institut Ibu Profesional.  Challenge Buncek: Done! Terimakasih untuk Ibu Septi Peni Wulandani yang telah menjadi guru bagi kami, setia membawa dongeng istimewa di setiap pekannya. Terimakasih untuk team belakang layar Buncek #1 (Mak Ika dkk), teman-teman satu angkatan, dan tentu all team Griya Wistara yang mendukung saya belajar sampai di tahap ini. Apa yang membuat bahagia selama berada di kelas Bunda Cekatan? Kelas Bunda Cekatan menyimpan banyak sekali stok bahagia yang bisa diambil oleh siapa saja dengan cara yang tak pernah sama. Rasanya tak ada habisnya jika harus disebutkan satu per satu. Potongan gambar berikut cukup mewakili proses yang telah saya lalui. Tahap Telur-Telur Saya jadi tahu apa yang membuat saya bahagia. Apa yang penting dan urgent untuk segera dipelajari. Dan saya diijinkan untuk membuat pe...