Langsung ke konten utama

Day 16 : Kesepakatan

Mlg, 27 Februari 2018
Diawinasis M Sesanti

Bismillahirrahmanirrahiim.

"Kesepakatan"

Masih belajar bersinergi dengan pasangan, kali ini obrolan kami dibarengi dengan aktivitas pagi. Menyelesaikan tugas domestik dengan kerjasama adalah salah satu kesepakatan yang kami buat, terutama saat kami menuju "dunia kedua" ini. Wistara #2 memang menjadi resolusi kami di 2018, jadi kami sekeluarga berusaha mempersiapkan fisik, mental, dan spiritual sebaik mungkin. Saling mengingatkan PR yang disepakati juga semakin mendekatkan, Ayah sudah nyuci piring? Bunda sudah jalan berapa putaran? Kakak sudah bereskan mainan?

Belajar menentukan mana yang paling prioritas dilakukan, mana yang bisa didelegasikan ke pasangan, mana yang bisa didelegasikan ke orang lain. Tak ada lagi ngedumel karena cucian menumpuk (ini pasti saya), jadi sebagian biarlah laundry yang ambil peran. Memang kita perlu bicara dengan orang serumah, agar potensi 20.000 kata per hari tak menjadi boomerang apalagi ketika hormon ibu hamil seperti rollercoaster. Dan memang perempuan itu butuh dengan "kepastian", maka ngobrol kesepakatan dengan teman hidup adalah solusinya.

"Children see, children do"

Inilah tema yang tak ada habisnyan menjadi bahan obrolan di keluarga kami. Tentang kakak yang semakin "mirip" dengan bunda. Banyak sifat-sifat yang di-copy paste, mimik muka, gaya bicara, dsb. Dan komentar Ayah semakin membuat bunda tersipu, "Lihat, betapa sabarnya Ayah menghadapi Bunda. Apalagi sekarang ada dua di rumah".

Sambil bersiap-siap di balik tembok, ayah pun mendengar percakapan Bunda dan kakak. "Tadi nada bicara bunda mulai naik", komentar beliau. Ternyata kakak peka sekali dengan emak yang mulai "lelah". Kadang caranya mengambil hati dengan bertanya "Bunda sariawan nggak? Jerawatan nggak?" Kalau bunda jawab nggak, ananda akan mencium pipi kiri kanan bunda. Saat mulai ada adik di perut, tiba-tiba mencium perut bunda. "Bunda jangan marah-marah", dan banyak lagi cara kakak meluluhkan bunda yang sedang manyun. Barakallahulakum, semoga senantiasa menjadi qurrota a'yun ayah bunda.

#GriyaWistara
#27Februari2018
#Malang
#3y7m
#KelasPortofolioAnakbyGPA
#GriyaPortofolioAnak
#MengikatMaknaSepenuhCinta
#PekaAkanUnikAnak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengecap Memakai Kunyit

Sudah mampir ke postingan sebelumnya tentang membuat DIY finger paint ? Nah, cat ini tidak hanya untuk melukis dengan jari tetapi juga bisa dipakai untuk mengecap. Karena temanya masih tanaman obat, jadi mengecapnya pakai kunyit. Sediakan satu ruas kunyit, kemudian potong ujungnya agar rata. Bisa dibiarkan (tetap berbentuk lingkaran) langsung dipakai untuk mengecap atau bisa juga dibentuk dahulu (bunga, bintang, clover, dst) sebelun digunakan. Gunakan kertas kosong kemudian biarkan anak bebas mengekspresikan imajinasinya. Atau bisa juga pakai worksheet berikut. Worksheet mengecap huruf A Worksheet mengecap dan menghitung

JURNAL BELAJAR LEVEL 8 : CERDAS FINANSIAL

Dibutuhkan alasan yang kuat, mengapa kita perlu menerapkan cerdas finansial. Butuh pemahaman yang benar terlebih dahulu agar tak gagap dalam mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita sebagai orangtua lebih mudah membersamai ananda di rumah menjadi pribadi yang seimbang, cerdas tak hanya IQ, SQ, EQ, tetapi juga cerdas secara finansial. Bukankah anak-anak adalah peniru ulung orangtuanya? Bicara tentang finansial, erat kaitannya dengan konsep rezeki. Motivasi terbesar kita belajar tentang rezeki kembali pada fitrah keimanan kita. Allah sebagai Rabb telah menjamin rezeki (Roziqon) bagi setiap makhluk yang bernyawa di muka bumi. Saat kita mulai ragu dengan jaminan Allah atas rejeki, maka keimanan kita pun perlu dipertanyakan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rezeki bermakna : re·ze·ki  n  1 segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2  ki  penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk

Tutorial DIY Puzzle

Masih dalam rangka menjawab tantangan belajar tentang tanaman obat. Setelah dongeng, anak-anak pasti tidak akan menolak diajak main. Kira-kira main apa ya yang masih berkaitan dengan tanaman obat? Masih dengan aksi nekat membuat coretan (karena ke percetakan kudu bayar, Mak!), saya pun membuat puzzle sendiri dengan alat bahan sederhana yang ada di rumah. *Alat & bahan: - 2 lembar kertas polos ukuran A3.  Ukuran bisa disesuaikan kebutuhan(lebih besar/kecil). - Kardus - Alat gambar (spidol, cat air, atau lainnya) - Pensil dan penghapus - Lem atau doubletape - Gunting - Penggaris *Cara membuat: - Buat gambar utuh di salah satu kertas, misalnya gambar pohon. Bagaimana jika tidak bisa menggambar? Browsing gambar dengan resolusi baik, kemudian cetak. - Beri garis warna-warni atau tanda di tepian kertas. Optional, bisa dilewati. Hal ini untuk memudahkan anak menyusun puzzle. - Lipat gambar sesuai jumlah puzzle yang diinginkan. Misalnya 12 puzzle, lipat menjadi 3*4 bagian